Paraparatv.id | Jayapura | Akademisi Universitas Cenderawasih (UNCEN) Jayapura Fredy Sokoi memintah agar adanya pendampingan serius terhadap kelembagaan Kampung adat yang di canangkan oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura.
Fredy Sokoi putra asli Bhuyakha dan juga Pembantu Rektor IV (Empat ) Bidang Kerja Sama Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura mengakui bahwa masih terjadi banyak kendala dalam tata pengelolaan kelembagaan Kampung adat yang di gaungkan oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura, sehingga perlu langka serius dalam pemdampingan sehingga tidak terjadi kesenjangan bagi pelaku-pelaku yang di tetapkan dalam Kampung adat nantinya
“Ada kordinasi yang kurang bagus baik internal antara kepala kampung dengan pimpinan adat setempat ,tetapi juga kepala kampung adat dengan kampung dinas, itu juga menyulitkan mereka mendapatkan penganggaran cepat juga komunikasi yang tidak seimbang sehingga menyebabkan beberapa kepala kampung yang sudah di lantik mereka pasrah seolah tidak mau bicara hal ini,“ kata Fredy Soki selasa, 19 Januari 2021 di sentani
Selain sisi teknis, Dosen Antropologi Uncen ini juga membeberkan sisi subtansial persoalan Kampung adat yang di canangkan oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura, ada sejumlah Surat Keputusan (SK) yang belum di terbitkan, dimana kesulitan dari penerbitan SK tersebut menyebabkan banyak program kerja di Kampung adat yang tidak dapat di usulkan pada APBK Kampung
“ Mereka juga mengalami sikap pasrah seoalh tidak ada kepedulian dari pengambil Keputusan di tingkat Kabupaten untuk melihat mereka, ada kendala-kendala semacam itu membuat efektifitas dari diskusi kampung adat tidak mengalir, “ ungkapnya.
Meski demikian komitemen kuat dan optimisme dari Masyarakat adat untuk mendukung dan tetap menjalankan kampung adat karena kampung Adat merupakan Harga diri dan mereka akan terus berjuang dalam kondisi apapun siatuasi apapun, makan atau tidak makan kampung adat harus hadir bagi mereka.
Sokoi beraharap dari 14 kampung adat yang telah di tetapkan oleh Pemkab. Jayapura agar adanya pendampingan bagi pelaku kampung adat terhadap kendala-kendala serius yang di alami, perlu komunikasi yang baik diskusi terus berjalan , karena bagaimanapun kepala kampung yang di percayakan dari sisi kemampuan administrasi perlunya pemdampingan, tetapi juga harus ada wadah mengaduh bagi pengelola kampung adat nantinya.
Septinus Yerisitouw Dewan Adat Suku (DAS) Tepera Depapre mendukung pembangunan masyarakat adat yang di canangkan oleh Pemkab Jayapura tersebut, sehingga membutuhkan komitmen dari semua komponen pemanku adat
“ secara umum kami sangat mendukung karena ini adalah jati diri kami selama yang dianggap tidak ada , apa yang di pikirkan oleh bupati jayapura ini adalah satu kebangkitan baru bagi Masyarakat adat yang bertahun-tahun merasa di tindas di intimidasi ,“ Imbuhnya.
Dengaan adanya geraka kampung adat dirinya mengucap syukur bahwa pikiran cerdas dalam mengangkat harga diri masyarakat adat di kabupaten Jayapura terlebih khusus tanah Papua. (Nesta )