Paraparatv.id | Jayapura | Noken merupakan satu dari sekian kekayaan budaya yang ada di Papua. Selain melekat dengan keseharian masyarakat Papua, Noken juga kerap digunakan sebagai Fashion.
Pembuatan Noken yang khas dan beragam dari berbagai wilayah adat membuatnya banyak diincar wisatawan ketika berkunjung ke Papua.
Melihat hari budaya Papua ke-16, kegiatan yang diselenggarakan oleh Majelis Rakyat Papua (MRP) dari sejumlah pengrajin Noken pada 5 wilayah adat, terdapat beberapa noken yang unik berbahan pelepah sagu.
![](https://www.paraparatv.id/wp-content/uploads/2021/11/011121-Kris-1-1024x732.jpeg)
Ese dalam bahasa Asmat disebut Noken, terbuat dari rajutan pelepah sagu dengan proses pembuatan yang beragam dan rumit. “Ini dari pucuk pelepah sagu, lumayan besar jadi proses pembuatannya 2 minggu termasuk pernak perniknya,” kata Januaria sambil menunjukan Ese ke tim Paraparatv di halaman kantor MRP, Senin, (1/11/2021).
Januari yang juga merupakan koordinator untuk wilayah Animha menjelaskan selama pelaksanaan Hari Budaya Papua, Ese cukup banyak dibeli oleh pengunjung atau wisatawan dari luar Papua.
“Lumayan, dari Noken yang mereka bawa di hari pertama sudah mulai berkurang. Bukan bermaksud membandingkan, tapi kami rasa Noken Animha sudah lumayan masuk standar dan pembelinya banyak,” katanya.
Januaria sendiri bersama komunitas penjual Noken telah mengikuti kegiatan hari budaya Papua yang digelar sejak Rabu, 27 Oktober Lalu.
Sebelumya tujuan mereka untuk mengikuti kegiatan PON XX Papua, namun karena terlambat mereka menyesuaikan dengan sejumlah festival yang diselenggarakan di kota Jayapura.
“Mereka ini tujuannya kemarin mau ikut PON, tetapi karena terlambat datang akhirnya mereka menyesuaikan dengan iven- iven yang ada saja,” ujarnya.
Even empat tahunan paralimpik Nasional ke 16 di Papua akan dimeriahkan dengan pernak-pernik seniman daerah se-Papua. (Kris)