Paraparatv.id | Kasonaweja | Enam orang Petugas satgas Kijang yang di kirim oleh Dinas kesehatan Propinsi Papua Presentasekan hasil lapangan selama 8 bulan bertugas menjangkau wilayah terpencil kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Mambramo Raya.
Hal itu di sampaikan PLH. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mambramo Raya, Alex Runggaweri SKM. M.Kes yang juga Kepala Bidang SDK Dinas kesehatan kabupaten Mambramo Raya, dimana kata Alex Runggaweri ke enam anggota satgas kijang tersebut di tugaskan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua, menurut kontrak mereka yakni dari bulan Mei hingga berakhir pada akhir November 2019 .
Menurut Alex presentase yang di lakukan oleh 6 orang satgas Kijang yang di paparkan kepada Dinas Kesehatan kabupaten Mambramo Raya, adalah sesuatu yang wajib di lakukan terkait apa yang selama ini di peroleh dan di alami di lapangan
“Hasil yang mereka dapat di lapangan itu , banyak kendala yang mereka dapatkan teristimewa mengenai sarana air bersih menjadi kendala di lapangan, lalu jangkauan yang mereka hadapi juga ketersedian sarana dan prasarana,” Jelas Alex Runggaweri, Kamis 28 November 2019, di kasonawena.
Lanjut Alex, dari 6 orang petugas Satgas kijang yang di bagi dua wilayah pelayanan yakni di puskesmas Kustra dan sebagian di puskesmas bagian barat yakni di Puskesmas (Pustu) Bensor terdiri atas Perawat, Farmasi, Kesling, Promkes, dan Gisi. Dengan demikian Alex mengakui dengan keterbatasan SDM yang di miliki dinas kesehatan yang kurang di Pustu, ketika mereka hadir maka kebijakan kepala Dinas Kesehatan untuk membagi dua tim dari 6 orang satgas yang di terjunkan ke Mambramo Raya sehingga dapat menjangkau pelayanan kesehatan masyarakat setempat dengan baik.
Sementara, Ketua Tim Satgas Kijang Dinas Kesehatan Provinsi Papua Kabupaten Mambramo Raya, Yulius Geli mengatakan selama melakukan pelayanan kesehatan selama 8 bulan bertugas sejak bulan Mei hingga November 2019, mereka mengalami kendala kurangnya akses pelayanan yang maksimal baik di Kustra maupun di Pustu Bensor, Selain itu cuaca yang tidak menentu juga menjadi faktor penghambat , dimana saat air turun merek terkendala dengan transportasi speadboat yang akan melayani mereka ke wilayah – wilyah pelayanan terdekat
“Kami juga mengalami kendali soal Bahan bakar Minyak (BBM), ya untuk menjangkau ya kita harus gunakan BBM, karena kami untuk ke kustra sendiri butuh BBM yang banyak belum lagi kami lakukan pusling,” ungkapnya.
Lanjut Yulius, pihaknya juga mendapatkan kurangnya informasi kesehatan di masyarakat, dimana informasi soal kesehatan ibu dan bayi yaitu Ibu hamil, dimana kebanyakan masyarakat kurang mengongtrol usia kehamilan mereka akibat rutinitas sehari-hari baik ke ladang kebun dan mencari ikan serta berburu dengan kondisi usia kandungan yang cukup tua atau mendekati masa melahirkan. (Nesta)