Example floating
Example floating
BERITAKABAR SENTANI

Angka Kasus Stunting Kabupaten Jayapura Di Bawah Rata-rata Nasional

81
×

Angka Kasus Stunting Kabupaten Jayapura Di Bawah Rata-rata Nasional

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Paraparatv.id | Sentani | Penurunan angka kasus stunting di Kabupaten Jayapura menunjukkan kemajuan yang cukup menggembirakan.

Bahkan persentase angka kasus stunting di Kabupaten Jayapura saat ini sudah berada di bawah rata-rata nasional.

Hal ini seperti ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khairul Lie, Rabu (18/1) siang.

Menurut Khairul Lie persentase kasus stunting di Kabupaten Jayapura saat ini sebesar 13,4 persen, di bawah rata-rata nasional sebesar 14 persen.

“Kita optimis penurunan angka stunting di Kabupaten Jayapura dapat terus ditingkatkan, karena kita punya sumber pangan yang cukup dan perekonomian yang berjalan cukup baik,” ucap Khairul Lie, Rabu (18/1) siang.

“Stunting kita kemarin angkanya 13,4 persen, seperti arahan presiden harus turun ke angka 14 persen, kita sudah berada di bawah rata-rata nasional, kita berharap nanti diukur kembali pada bulan Februari masih berada di bawah rata-rata nasional,” tambahnya.

Menurut Lie, Kabupaten Jayapura tempat yang cukup baik karena cukup tersedia bahan pangan dan sektor perekonomian yang tidak sesulit daerah lain.

“Memang ada upaya-upaya yang sifatnya spesifik, yang kami kerjakan tapi daya ungkitnya kira-kira 30 persen saja, yang sensitif itu itu 70 persen jadi butuh kerjasama berbagai sektor,” ungkapnya.

Ia mencontohkan, perkembangan anak-anak di kampung juga dipengaruhi kondisi lingkungan yang sehat.

“Anak-anak sering diare karena tidak ada jamban, tidak ada air bersih, nah ini kan berkaitan dengan pembangunan sarana dan prasarana kesehatan, sementara tugas Dinas Kesehatan memberi pemahaman dan pengetahuan tentang kesehatan, sehingga kita butuh keterlibatan sektor-sektor lain,” ujarnya.

Sedangkan, upaya pengendalian stunting ini diketahui berada di bawah Bappeda dan kepala daerah karena banyak instansi yang terlibat.

“Jadi tugas kami mengukur, memberi data, ini kondisi stuntingnya seperti ini, contohnya di tahun 2022 kami ukur dan hasilnya 13,4 persen,” kata Khairul Lie.

Dikatakan, penanganan stunting menjadi tugas bersama dan dilakukan sejak dini, misalnya SDM sudah harus dipersiapkan sejak ibu mengandung dengan memberi asupan gizi yang baik.

“Kami Dinas Kesehatan memeriksa, jika ibu hamil kekurangan energi kronis, tentu kita sarankan untuk ditangani melibatkan aparat kampung, kalau bisa ini dikasih makan, jangan kita bangun proyek mercusuar saja. Karena berbicara SDM berarti kita mulai dari ibu hamil yang menyiapkan SDM, jangan sampai bayi lahir mengalami berat badan lahir rendah sudah pasti nanti jadi stunting.” pungkasnya.

Dengan dukungan lintas sektoral, khairul Lie optimis pengukuran yang dilakukan pada bulan Februari nanti masih memunculkan angka di bawah rata-rata nasional.

Untuk diketahui, pengukuran angka stunting dilakukan menggunakan metode ukur dengan alat antropometri yang dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus setiap tahun. (RZR)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *