Paraparatv.id | Sentani | Ketua Presediuan Putra-Putri Pejuang Pepera (P5) Yanto Eluay, menegaskan sejak 1 Desember 1961 hingga 1 Desember 2020 orang Papua berjuang dan berteriak soal idealisme Papua Merdeka, Belanda tidak pernah bertanggung jawab terhadap ribuan nyawa orang Papua yang mati sia-sia akibat ideologi ini.
Pernyataan anak Tokoh Mendiang Papua Theys Hiyo Eluay tersebut cukup beralasan dimana sejak pergerakan ideologi orang papua saat belanda menjajah Indonesia hingga belanda masuk ke New Gunea ini dan membentuk Negara West Papua sudah banyak nyawa orang papua yang menjadi korban akibat pergerakan ini.
Menurut Ondofolo Yanto Eluay ribuan nyawa orang Papua yang menjadi korban beda ideologi adalah benih-benih yang sengaja di tinggalkan oleh orang Belanda dalam pembentukan New Gunea Red Dewan Papua
“Inikan insiatif belanda saat itu, dan saat ini kita bicara hak-hak politik kita Belanda tidak pernah membantu kita dia masa bodoh dia hanya datang menaburkan saja benih-benih ideologi itu, setelah itu saat ini dia diam ini juga harus dilihat kalau dia sudah tanamkan seperti itu orang Papu sudah sekian banyak mati kenapa belanda diam, “ tanya Yanto saat ditemui Selasa, 1 Desember 2020 di kediamanya di Sentani.
Yanto menyayangkan adanya segelintri orang Papua yang tetap eksis berjuang di PBB tetapi Belanda sebagai biang akar persoalan di Papua seakan diam tampa kata, melihat darah dan air mata orang Papua terus mengalir, sehingga dirinya mengajak semua komponen untuk mencermati secara bijak hak politik kita sehiingga ini harus di akhiri semua karena terlaksananya pepera 1969 adalah rancangan Tuhan bagi orang Papua.
Menyikapi aksi solidaritas mahasiswa dan pemuda di berbagai daerah memperingati aksi 1 Desember 2020 yang di klaim sebagai hari kemerdekaan Bangsa West Papua, Ketua DPD Golkar kabupaten Jayapura ini mengajak kepada semua untuk bersama-sama melupakan masa lalu sejarah kelam tanah ini hingga membuat kita tidak bisa maju
“Sudah tidak maju-maju banyak juga saudara kita yang mati akibat komflik indeologi ini, sekian ribu orang papua mati karena berbicara politik apakah kita mau terus berjalan untuk itu ? terus berjalan dalam perjuangan itu ? saya pikir kita harus meyakini juga bahwa pepera yang terlaksana ditahun 1969 itu juga rancangan tuhan maksud tuhan bagi orang Papua.” ujarnya.
Yanto Eluay meyakini jika rancangan tuhan mengenai pelaksaan Pepera 1969 adalah rancangan damai sejahtera hidup yang kekal , tidak ada yang rancangan untuk orang mati
“Kalau kita sudah tau itu sebagai rancangan tuhan 1 Desember 1961 yang kita klaim hari kemerdekaan Bangsa Papua Barat kenapa harus kita mati-mati terus,“ tegasnya
Yanto mengajak kepada semua orang Papua dalam memasuki bulan Desember sebagai bulan damai ,dalam menyambut hari kelahiran sang pembawa damai kita wujudkan dalam membersihkan hati untuk menyambut kelahiran sang raja damai. (Nesta)
Presidium Putra-Putri Pejuang PEPERA (P5)….pada pertemuan apa, Kapan, dimana & berapa banyak putra-putri dari 1025 mendiang2 itu yg memilih/menunjuk sdr Yanto Eluay menjadi ketua presidium.