Laporan : Irfan
Paraparatv.id | Sentani |Pemerintah Kabupaten Jayapura gelar pertemuan bersama tokoh adat dan pimpinan Paguyuban bahas terancamnya kelestarian kawasan cagar alam cycloop akibat perambahan hutan dan pembukaan lahan pertanian, serta membahas perlindungan dan penyelamatan cagar alam cycloop. Berlangsung di pendopo Igwa-Igwa Ondikeleuw Haleufoiteuw Hele Wabhouw, Kampung Sereh, distrik Sentani, kabupaten Jayapura, Rabu 22 Juli 2020.
“Perlu kita pahami baik tentang Cycloop, bahwa keberadaannya ini sangat bermanfaat sekali bagi kami. Di mana, manfaatnya itu salah satunya adalah air bersih yang saat ini kami sedang nikmati. Untuk itu, kawasan cagar alam Cycloop ini perlu kami lindungi dengan baik,” ucap Mathius Awoitauw ketika dikonfirmasi wartawan usai pertemuan tersebut.
Lanjut, kata Mathius, jika kawasan cagar alam ini di tata dan di lindungi secara baik, maka tentunya keakraban manusia dan alam itu bisa dapat terwujud. Tetapi, kalau cagar alam ini tidak di lindungi dengan baik, maka tentunya tidak akan ada persahabatan yang baik antara manusia dan alam.
“Jadi Cagar Alam Cycloop ini harus kita menjaganya dengan baik. Supaya terwujud suatu keakraban, yang mana cagar alam ini selalu terlindungi oleh manusia yang tinggal berdampingan dengannya. Tapi kalau kita tidak menjaganya dengan baik, maka tentunya pasti alam ini bisa marah juga dengan kita. Salah satu contohnya saat musibah banjir bandang yang menimpa kita pada bulan Maret 2019 lalu. Oleh sebab itu, maka pertemuan hari ini bisa berlangsung,” ungkap Mathius Awoitauw yang juga Ketua Forum Kepala Daerah Tabi-Saireri.
Untuk itu, dirinya meminta, jangan lagi ada penebangan pohon yang terjadi di areal Gunung Cycloop. Karena, menurut Mathius akibat dari penebangan itu, maka alam tidak bersahabat lagi dengan menusia. Sehingga alam marah, maka terjadilah musibah banjir bandang pada 16 Maret 2019.
Sementara itu, Ondofolo Kampung Sereh, Yanto Eluay mengatakan inti dari pada pertemuan kali ini adalah sinergitas antara pihak pemerintah, adat dan paguyuban dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi di Papua terlebih khususnya di Kabupaten Jayapura.
“Untuk itu, pertemuan kami kali ini membahas persoalan yang saat ini perlu disikapi dengan baik. Yakni, perlindungan dan penyelamatan terhadap kawasan Cagar Alam Cycloop dari tangan-tangan yang jahat, yaitu penebangan liar yang hingga saat ini masih terjadi,” sebut Yanto Eluay.
Dikatakannya, perlu ada perlindungan khusus bagi Cagar Alam Cycloop. Karena jika tidak maka bajir yang terjadi pada 16 Maret tahun lalu itu bisa terulang kembai. Sehingga, menurut Yanto keterlibatan semua pihak, ini merupakan kekuatan yang kuat untuk mengatasi persoalan Cagar Alam Cycloop ini.
“Jadi dampak dari bencana banjir atau longsor di kawasan Cagar Alam Cycloop ini, pastinya akan menimpa kami yang barada di bawanya dan tentunya dampaknya juga akan bisa dirasakan oleh Kota Jayapura dan sekitarnya. Sehingga hal ini perlu ada kerjasama dari berbagai pihak untuk mengatasinya,” papar Ondofolo Yanto.
Untuk itu, Yanto Eluay mengajak kepada semua pihak bersatu menyelesaikan hal ini, yang mana harus ada tindakan yang nyata tentang pelarangan aktivitas penebangan liar yang terjadi di sekitar kawasan Cagar Alam Cycloop.
“Jadi saya pikir hal ini sudah menjadi tanggung jawab kita bersama. Karena jika kita mampu menyelesaikan masalah ini, maka secara tidak langsung kami telah melindungi masyarakat yang ada di Kabupaten/Kota Jayapura untuk terhindar dari adanya bencana alam,” tutupnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw di dampingi Ondofolo Kampung Sereh Yanto Eluay dan dihadiri Kapolres Jayapura AKBP Victor Dean Mackbon, Anggota MRP Dorlince Mehue, Anggota DPR Papua H. Darwis Massie, Ketua Dewan Adat Suku Sentani (DASS) Demas Tokoro, Ketua BPW KKSS Provinsi Papua Dr. H. Mansur, M., Ketua HKJM Papua Sarminanto, Ketua K3 Papua Jerry Lumingkewas, Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Jayapura Abdul Rahman Basri, unsur Forkompimda Kabupaten/Kota Jayapura dan yang mewakili TNI/Polri serta beberapa kepala OPD terkait.**