Example floating
Example floating
KABAR SENTANIKesehatan

Kadiskes : Kasus ISPA Menjadi Penyakit Nomor Satu di Kabupaten Jayapura

1252
×

Kadiskes : Kasus ISPA Menjadi Penyakit Nomor Satu di Kabupaten Jayapura

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Paraparatv.id | Sentani | Kewaspadaan akan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA kembali harus ditingkatkatkan masyarakat di Kabupaten Jayapura. Pasalnya, penyakit ISPA ini menjadi urutan pertama dari daftar 10 penyakit yang terbanyak di Bumi Khenambay Umbay.

Di mana, penyebab utama dari penyakit ISPA ini selain faktor cuaca, juga dari asap, lingkungan yang tidak bersih dan jalanan yang berdebu.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Jayapura, Khairul Lie, S.KM., M.Kes., menyatakan, kasus ISPA ini adalah penyakit yang terbanyak pertama di Kabupaten Jayapura, kemudian disusul malaria diurutan kedua, penyakit sistem otot dan jaringan pengikat menjadi penyakit diurutan ketiga terbanyak.

“Penyakit ISPA ini berada di sekitaran 27,1 persen, kedua itu penyakit malaria dengan 22,5 persen, kemudian penyakit sistem otot dan jaringan pengikat sekitar 14,4 persen,” ujar Kadinkes Kabupaten Jayapura, Khairul Lie kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya usai pelaksanaan ibadah pengucapan syukur dalam rangka lepas sambut Tahun 2024-2025 di Aula Lantai II Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Rabu, 15 Januari 2025.

Selain itu, ada penyakit kulit, tuberculosis (TB), HIV/AIDS dan penyakit tidak menular seperti hipertensi serta diabetes mellitus.

“Penyakit ISPA ini menjadi penyakit yang berada di urutan pertama, sedangkan penyakit malaria di Kabupaten Jayapura itu masih cukup tinggi dan menduduki peringkat kedua. Juga ada penyakit kulit dan jaringan otot. Kemudian, ada penyakit-penyakit yang berkaitan dengan tulang dan persendian,” imbuh Khairul Lie.

Kemudian, menyusul penyakit hipertensi dan diabetes mellitus yang merupakan penyakit masih banyak dijumpai di Kabupaten Jayapura.

“Kasus-kasus ini mulai tinggi di kita seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Ini kasus-kasus yang berhubungan dengan perilaku (kebiasaan) manusia. Kita kurang bergerak, makan yang enak-enak, makan makanan yang banyak mengandung gula, kemudian ditambah dengan pikiran kadang-kadang yang banyak,” sebutnya.

“Itulah juga akhirnya ikut mempengaruhi terjadinya penyakit tersebut. Jadi, hipertensi juga sudah cukup tinggi di daerah ini. Itu penyakit-penyakit yang harus diwaspadai oleh masyarakat Kabupaten Jayapura,” ucapnya menambahkan.

Dia menjelaskan, kasus ISPA bermunculan seiring dengan faktor cuaca, yang terkadang tiba-tiba panas dan tiba-tiba hujan, juga terjadi karena persoalan lingkungan yang tidak bersih, asap tebal dan jalanan yang berdebu atau tidak bersih. Apalagi pada akhir Desember 2024 lalu, itu ada permasalahan sampah yang tertumpuk di sepanjang ruas jalan utama Kota Sentani yang menjadi salah satu penyumbang penyakit ISPA dan penyakit kulit ini mulai tinggi.

Hal ini tentunya membuat sirkulasi virus di udara meningkat, ditambah dengan kondisi jalanan yang cukup berdebu.

“Tentunya ISPA dipicu karena debu, dan bahkan tak hanya debu. Namun meningkatnya kasus ini juga lantaran lingkungan yang tidak bersih. Kalau di kota besar yang infrastrukturnya bagus, pasti penyakit ISPA kurang. Sebaliknya kalau infrastruktur jelek, maka kasus ISPA ini bertambah baik,” ujar Khairul Lie lagi.
Lanjutnya, sebut Khairul Lie, selain penyakit menular, juga penyakit tidak menular juga cukup tinggi mengalami peningkatan di daerah ini.

Namun, hal yang paling penting, kata dia, di sepanjang tahun 2024 hingga awal 2025 ini tidak ada ditemukan pasien yang meninggal dunia akibat keluhan ISPA.
Meski begitu, Khairul Lie menyebutkan, selama kondisi cuaca yang tidak menentu ini berlangsung, masyarakat juga perlu menjaga daya tahan tubuh dengan memperbanyak meminum air putih.

Kemudian, juga hal yang paling penting dalam mengantisipasi penyakit ISPA, yakni menjaga lingkungan dan juga kebersihannya, serta masyarakat hendaknya menggunakan masker saat bepergian keluar rumah jika menggunakan kendaraan roda dua.

“Selalu menjaga kesehatan dengan minum vitamin dan air putih yang banyak. Untuk itu, kami imbau juga agar masyarakat dapat menggunakan masker saat keluar rumah,” imbau Kadinkes Khairul Lie.
“Selanjutnya, itu ada penyakit TB dan HIV/AIDS. Setiap tahun itu kita selalu temukan sekitar 400 lebih penularan kasus baru. Sekarang ini sudah 5.000 lebih angka kasusnya. Penyakit malaria, kusta, frambosia dan serangan jantung itu juga masih ada terjadi di kita. Bebannya cukup luar biasa sekali bagi sektor kesehatan di daerah kita ini,” pungkas Khairul Lie. (Mir)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *