Paraparatv.id | Jayapura | Cenderamati, sebuah film dokumenter berdurasi 12 menit karya sutradara muda Ardia Fakhira Thamrin akan tayang perdana di Kota Jayapura dan Kota Sentani pada 28 – 30 Maret 2023.
Film yang baru saja diproduksi oleh Indonesia Art Movement (2023) ini menyorot tentang upaya pelestarian burung Cenderawasih di Tanah Papua.
Produser film Cenderamati Iam Murda mengatakan, pihaknya menggandeng Imaji Papua (komunitas kreator konten) sebagai penyelenggara Program Layar Tancap Akar Rumput pada akhir Maret ini menjadi momentum yang tepat untuk meluncurkan film ini.
Menurutnya, pada Bulan Maret ini kita bukan hanya memperingati Hari Film Nasional namun juga memperingati Hari Hutan (21 Maret) dan Hari Air Sedunia (22 Maret).
“Film Cenderamati mengangangkat fenomena punahnya burung surga yang menjadi ciri khas Papua ini masih menjadi target perburuan dan perdagangan. Burung cenderawasih masih banyak diperjualbelikan dan dijadikan souvenir untuk kepentingan oknum-oknum tertentu,” tutur Murda di Jayapura.
Pendiri Rumah Bakau, Abdel Gamel Naser merekomendasikan film sarat moral ini kepada publik, terutama generasi muda agar upaya-upaya melindungi fauna endemik ini tetap berkelanjutan.
“Film ini akan memantik diskusi yang menarik, dan menjadi renungan kita bersama, upaya apa yang bisa dilakukan untuk menyelematkan burung cenderawasih,” ujarnya.
Pemutaran perdana Film Cenderamati dijadwalkan pada tanggal 28 Maret 2023 di Rumah Bakau dan tanggal 30 Maret 2023 di Kampung Wisata Yoboi, Sentani. Film ini diputar gratis untuk warga Kota Jayapura, Sentani dan sekitarnya.
Premiere film tersebut akan diwarnai dengan aksi tanda-tangan diatas spanduk sebagai bentuk dukungan moral terhadap upaya penyelematan cenderawasih. (**/AY)
