Example floating
Example floating
BERITA

Tomako Batu, Dalam Budaya Pembayaran Orang Sentani

×

Tomako Batu, Dalam Budaya Pembayaran Orang Sentani

Sebarkan artikel ini
Tomako Batu Harta Kekayaan Orang Sentani (Foto Nees Makuba)
Example 468x60

Paraparatv.id | Jayapura | Tomaku Batu Rela, bagi orang sentani merupakan alat pertukaran resmi yang di gunakan dalam setiap proses pembayaran maskawin di kalangan suku Sentani bhuyaka, sehingga dalam prosesnya ada sistem timbal balik yang di pakai secara turun temurun.

Yohanis Makuba salah seorang pengrajin Tomaku Batu Reladi kampung Yoka menjelaskan bahwa sistem pembayaran maskawin atau pembayaran kepala  Yu dalam budaya orang sentani adalah sistem timbal balik  atau kedua belah pihak saling mengisi baik pihak bayar maupun pihak penerima, sehingga dalam pembuatann batu yang di hasilkan  oleh pengrajin harus benar-benar batu berkualitas.

Tomako Batu (Roboni) Yang Digunakan Suku Sentani Sebagai Alat Pembayaran Perkawinan, Semakin Berkualitas Tomako Batunya Menunjukan Derajat Suku Atau Pemiliknya.

“Kita mau bikin jadi batu ini juga  harus yang betul-betul di pakai karena kita juga tidak mau mengecewakan orang pihak penerima, waktu bayar juga hak penuh bagi penerima, baik pembayaran maskawin atau kepala hak penerima untuk mengembalikan atau pengambil batu itu,”  jelasnya.

Dalam proses pembuatan Tomaku Batu (Robhoni) harus batu yang benar-benar berkualitas atau di pakai dalam pembayaran sehingga pihak pengahrajin  dan pihak pembayar merasa puas, karena semua proses pembuatannya cukup rumit.

“Dalam pemilihan jenis batu berkualitas, pembersihan batu, pembelaan hingga pembuatan jenis dan ukuran batu itu sendiri kita juga tidak mau kalau batu itu hanya asal-asalan , sehingga betul-betul di pakai sebagai harta turun-temurun dari moyang,”  ujar Yohanis.

Tomako Batu Dalam Suatu Prosesi Adat Sentani (Foto Istimewa

Menurut Yohanis Makuba dalam proses pembuatan Tomako Batu Rela pada jaman dulu dan sekarang prosesnya agak rumit . Dimana prosesnya sederhana menggunakan alat seadanya, yakni menggunakan alat potong tradisional dan memakan waktu satu tahun baru proses pembuatanya bisa selesai.

Berbeda dengan jaman sekarang prosesnya sudah moderen menggunakan mesin sehingga dalam sehari mereka dapat menghasilkan 5 hingga sepuluh batu yang berukuran pendek, sementara 3 hingga lima batu yang berukuran besar ata panjang.

Yohanis Makuba juga mengatakan beberapa jenis batu yang di gunakan juga dalam proses pembayaran harta maskawin dan kepala, berbeda-beda jenis sesuai klasifikasi batu dan strata kelas penerima, seperti Jenis Alewai, yanggebha, ukurannya pendek tapi mempunyai bintik air yang kecil, Sementara Yun Seki /Nokhobu jenisnya panjang. Sehingga proses pembuatannya juga masing-masing dengan tingkat kerumitannya tersendiri. (NM/JT)

Example 300250
Example 120x600

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *