Paraparatv.id | Sarmi | Anak asli Sarmi dari Suku Manirem Eddy Tananar dengan tegas meminta kepada saudara Yehezkiel Jemjeman untuk tidak menjual hak kesulungan orang Manirem dengan mengatasnamakan Kepala Suku Besar Manirem untuk mendukung calon bupati Sarmi nomor urut 2 Yanni-Jemmi.
Sebagai anak Asli Suku Manirem dirinya menyatakan tidak setuju dan menolak pernyataan tersebut. Demikian penegasan itu disampaikan Eddy Tananar kepada awak media di Sarmi, (3/12).
“Ya jadi terkait pernyataan yang dibuat oleh saudara Yehezkiel Jemjeman yang mengatasnamakan Ketua suku besar Manirem dalam mendukung salah satu paslon bupati Kabupaten Sarmi dalam pilkada menurut saya tidak setuju Kalau Yehezkiel Jemjeman harus membawa nama besar suku Manirem dalam mendukung salah satu paslon bupati kabupaten sarmi dalam pilkada, ” Ucapnya.
Mengapa demikian karena ketika menyebut Manirem itu berarti menyebut salah satu suku yang mendiami Sarmi dan suku ini tidak bisa dipisahkan mulai dari Sobey sampai ke Isirawa.
“Di Sarmi inikan ada 5 suku besar, jadi kalau hanya menyebut satu suku saja kemudian yang empat hilang itu tidak bisa, jadi menurut saya Yehezkiel harus menyebut nama pribadinya atau sebagai koordinator lapangan untuk wilayah distrik pantai timur untuk mendukung salah satu paslon,” Tegasnya.
Lebih lanjut kata Eddy Tananar, siapapun dia tidak boleh membawa nama suku Manirem.
“Karena kalau hari ini jujur saya mau katakan bahwa dari lima Suku yang mendiami Sarmi dari Sobey sampai ke Isirawa itu sudah jelas memberikan dukungan dari Sobey sampai dengan manirem memberikan dukungan kepada salah satu paslon nomor urut satu yang adalah anak isirawa itu sudah jelas terbukti ketika hasil pemilihan terlihat di beberapa TPS yang ada di wilayah kabupaten sarmi pada umumnya Dominggus Catue dominan mendapat suara terbanyak jadi menurut saya tidak usah bawa nama suku, “terangnya.
Disarankan agar tepatnya sebut saja sebagai korlap saja sebab kalau sebut suku itu suku yang ada di kabupaten sarmi
” Sekali lagi sebagai anak Manirem, saya memprotes itu, saya tidak setuju kalau Yehezkiel membawa nama suku manirem dalam mendukung salah satu paslon, kalau atas nama person tidak apa, ” Ujarnya.
Lebih jauh Eddy Tananar mengungkapkan bahwa bicara tentang salah satu suku apalagi menyebut kepala suku Manirem itu berarti bicara hak-hak adat orang Sarmi dan tidak boleh keluar dari situ. Sebut manirem berarti semua orang yang ada sebagai warga masyarakat sarmi yang dari suku manirem.
“Contoh kalau kita mau memberikan gelar kepada seseorang kita lihat statusnya jelas dulu, apakah dia benar benar orang sarmi dari suku itu ataukah dia tidak berasal dari sarmi dan bukan dari suku itu, karena memberikan gelar sebagai anak manirem harus kita pikir baik tidak sembarangan, karena itu sudah merusak harga diri adat dan budaya kita”ungkapnya.
Kedepan ini menjadi suatu pelajaran, khusus kita yang mendiami sarmi dari lima suku yang ada di sarmi kalau menuju ke pemilihan kepala daerah di periode yang mendatang kita tidak boleh membawa nama suku di dalam. Cukup sebagai koordinator lapangan atau pengurus apa saja yang dibentuk oleh paslon.
“Karena Kalau kita bicara sarmi berarti kita bicara lima suku, tidak boleh ada pisah dia tetap Sobey, Armati, Rumbuai, Manirem dan isirawa
Tidak boleh ada satu yang hilang, ” Pesan Eddy.
Sebagaimana warga negara Indonesia semua masyarakat dikabupaten sarmi telah menggunakan hak pilih mereka secara demokrasi bebas dan rahasia dan apa yang dilakukan oleh rakyat dalam pemilu pemilihan kepala daerah di Sarmi tahun ini itu merupakan hak dan pilihan rakyat.
“Oleh sebab itu kita semua yang ada di sarmi perlu menghargai suara rakyat yang sudah disampaikan lewat pemilihan kepala daerah pada 27 November kemarin. Kedepannya Siapa yang terpilih dan dipercayakan rakyat untuk menjadi bupati sarmi, sudah tentu menjadi bupati dan wakil bupati untuk seluruh masyarakat untuk membangun Sarmi menjadi lebih maju dan sejahtera,”tutupnya.(VN)
