Paraparatv.id | Jayapura | Eskalasi politik mulai memanas saat menjelang Pilkada Serentak pada 27 November 2024. Adapun pihak saling menjatuhkan dengan berbagai cara, bahkan persaudaraan antar sesama warga pun jadi retak hanya karena persoalan perbedaan pendukung dalam pemilihan kepala daerah.
Hal ini dialami langsung pendukung pasangan calon Wali Kota Jayapura nomor urut 2 Jhony Banua Rouw – HM Darwis Massi atau biasa disebut JBR – HADIR, yang diduga telah mendapatkan perlakuan tak nyaman yaitu diintimidasi oleh oknum tim sukses salah satu paslon tertentu.
Tak hanya itu, pendukung JBR – HADIR yang ada di wilayah Koya, Distrik Muaratami itu, juga dilarang untuk ikut kampanye JBR – HADIR.
Ini terungkap ketika salah satu warga menyampaikan hal tersebut kepada Jhony Banua Rouw dan HM Darwis Massi dalam acara silaturahmi di Cafe Marora, Holtekamp, Distrik Muaratami, Kota Jayapura, Selasa (12/11).
“Tadii di sana ada 100 orang, tapi korlabnya disana mendapatkan tekanan fisik. Ini saya akan lapor polisi, pak Victor Mackbon (Kaporlesta). Makanya, hari ini mereka tidak bisa hadir karena diintimidasi,” ujarnya.
Kendati demikian, ia tetap konsisten dan memastikan bahwa meski mereka dintimidasi, namun mereka sudah sepakat untuk mendukung paslon Wali Kota Jayapura nomor urut 2, JBR – HADIR.
Bahkan, salah satu pendukung JBR – HADIR yang tinggal di salah satu perumahan di Koya juga mengaku jika anaknya telah diintimidasi oleh oknum tertentu dan diduga dari tim sukses paslon tertentu, ketika hendak memasang atribut JBR – HADIR.
Menanggapi hal itu, Calon Wali Kota Jayapura Jhony Banua Rouw, SE yang akrab disapa JBR menegaskan bahwa jika ada calon pemimpin dan pendukungnya melakukan intimidasi kepada rakyatnya, itu bukan calon pemimpin yang baik.
“Terus ingat ya, kalau ada calon pemimpin dan juga tim sukses mereka datang lalu melakukan intimidasi kepada warganya untuk memaksa memilih calon tertentu, itu bukan pemimpin yang baik,” jelas JBR.
“Kalian jangan pilih yang mengintimidasi itu. Kalau sebelum menjadi pemimpin saja, melakukan intimidasi. Besok jadi pemimpin, akan kerja semaunya dia dan tidak melihat apa kepentingan rakyatnya,” pungkasnya.
Untuk itu, jika ia dipercaya menjadi Wali Kota Jayapura, JBR memastikan tidak akan ada intimidasi. Bahkan, ia akan minta pelakunya ditangkap. Tidak boleh warga diintimidasi, dengan alasan apapun.
Menurut mantan Ketua DPR Papua Periode 2019 – 2024 itu, jika ada oknum tim sukses dari salah satu kandidat, yang melakukan intimidasi kepada masyarakat, itu namanya bukan pemimpin.
Lanjut dikatakan, kalau pemimpin sudah datang meminta rakyatnya pilih, karena intimidasi, karena tekanan, maka pemimpin itu tidak punya program yang baik, tidak punya kemampuan untuk menjual apa program mereka.
“Itu artinya pemimpin tidak cinta rakyatnya,” tandas JBR dihadapan ratusan warga dalam acara silaturahmi itu.
“Tolong sampaikan kepada 100 orang lebih itu, saya akan pergi ke mereka dan mendukung untuk mereka lapor ke Bawaslu. Kita bikin pengaduan disana, supaya semua kandidat yang pakai cara intimidasi seperti itu, dapat diproses hukum,”katanya.
JBR pun meminta agar memberitahukan hal ini kepada publik bahwa mereka telah diintimidasi dan dilarang datang ke kampanye JBR – HADIR.
“Biarlah rakyat tahu bahwa ada oknum tim sukses dari kandidat tertentu di Kota Jayapura yang datang dengan melakukan intimidasi kepada rakyatnya. Itu bukan pemimpin, pemimpin bukan menggunakan cara-cara preman seperti itu,”ujarnya.
Meski demikian, JBR meminta masyarakat yang ada di Koya, yang tidak bisa datang dalam kampanye JBR – HADIR, untuk tidak takut. Sebab, JBR memastikan akan memberikan perlindungan kepada masyarakat yang telah diintimidasi tersebut.
“Saya akan meminta aparat keamanan untuk tangkap mereka. Karena tugas negara adalah memberikan rasa aman bagi masyarakat,”tegasnya.
Sementara itu, Calon Wakil Wali Kota Jayapura HM Darwis Massi,SE mengaku sudah koordinasi dengan aparat keamanan. Bahkan, pada 27 November 2024 sudah siap mengamankan.
“Setiap jalur akan dijaga oleh aparat keamanan. Jika ada intimidasi dan teror, silahkan lapor. Karena itu salah satu bentuk pelanggaran Pemilu. Harus berani lapor, karena rakyat berdaulat. Maka berhak memilih siapa yang pantas dipilih,”tegas H. Darwis Massi.
“Jadi, saya minta kepada warga yang ada di Koya Barat dan Koya Timur harus berani, jangan takut. Jangan sampai karena diintimidasi masyarakat tidak menyalurkan hak pilihnya,”ujarnya.
Untuk itu Darwis Massi menambahkan,
JBR – HADIR telah menyiapkan pengacara untuk memproses hukum bagi oknum pelaku intimidasi pendukung dan simpatisan JBR – HADIR.
“Kami sudah siapkan pengacara untuk memproses hukum bagi oknum oknum pelaku yang intimidasi pendukung dan simpatisan JBR – HADIR,”tandasnya. (VN)