Paraparatv.id | Jayapura | Tawanan sipil Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) atas nama Philips Mark Mertens telah disandera kurang lebih 22 hari.
Atas kejadian tersebut, berbagai bentuk dukungan untuk membebaskan Pilot Susi Air itu terus mengalir.
Kali ini, Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Papua Willem Frans Ansanay turut memberi atensinya terkait pembebasan pilot Susi Air dan situasi keamanan di wilayah konflik Papua.
“Ini persoalan pilot yang mengantar bahan masyarakat, disandera TPNPB-OPM dan menjadikannya sebagai alat tawar, memaksa dunia internasional melakukan intervensi,” katanya, Rabu (1/3).
Dikatakan dia, penyanderaan Philips Mark Mertens oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga agar tidak digiring sebagai opini internasional, mencoba bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia.
Karena menurut dia, persoalan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah selesai, dimana Papua menjadi bagian yang tak perna terpisahkan.
“Ini persoalan dalam negeri, negara punya cara untuk menyelesaikan sehingga sangat jauh jika orang beropini dengan menyandera ini Papua akan merdeka, saya kira keliru karena dunia internasional mengakui Papua merupakan bagian NKRI,” ujarnya. (KR).