Paraparatv.id | Sorong | Kepala Stasiun Geofisika Sorong Dedy Irjayanto menyampaikan fase gerhana bulan bakal terjadi selama lima jam lebih dimulai pada pukul 17.00 WIT sampai dengan 22.57 WIT.
“Dapat diketahui bahwa durasi gerhana dari fase gerhana mulai hingga gerhana berakhir adalah 5 jam 57 menit 5 detik,” papar Dedy dalam keterangannya kepada tim kami di Sorong, Senin (7/11) malam.
Kemudian ujar Dedy, hisab fase kapangan tahun 2022 ini juga memiliki tempo yang tidak singkat.
“Jadi fase gerhana dihitung antara gerhana mulai hingga gerhana berakhir, sedangkan ada pula durasi parsial, yaitu lama waktu dari fase gerhana sebagian mulai hingga gerhana sebagian berakhir, ini terjadi selama 3 jam 40 menit dan 23 detik,” jelasnya.
Sementara durasi gerhana bulan total sejak mulai sampai selesai, kata Dedy, akan berlangsung selama 1 jam 25 menit 44 detik atau pada pukul 19.16 WIT (gerhana total mulai), 19.59 WIT (puncak gerhana) sampai 20.42 WIT (gerhana total selesai).
Akan tetapi, ketika bulan terbit di wilayah Papua, Papua Barat, sebagian Maluku Utara dan sebagian Maluku, menurut Dedy, terjadi fase penumbra atau bayangan kabur hanya sesaat saja.
“Selanjutnya, gerhana bulan total dapat diamati hingga berakhir, di empat wilayah tersebut,” terangnya.
Pungkasan dia tentang fenomena alam tersebut juga terjadi pada tahun 2004. Geofisikawan yang pernah bertugas di BBMKG Jayapura itu lalu menandaskan, eklips ini akan kembali muncul pada 18 November 2040.
“Gerhana bulan total 8 November 2022 ini merupakan anggota ke 20 dari 72 anggota pada seri Saros 136. Gerhana bulan sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah Gerhana Bulan Total 28 Oktober 2004,
Adapun gerhana bulan yang berasosiasi dengan saat ini adalah gerhana bulan total pada 18 November 2040, ini juga akan dapat diamati dari Indonesia,” kata Dedy Irjayanto. (AY)