Parapatatv.id|Keerom| Refleksi Malam Kemerdekaan yang dilaksanakan oleh Korem 172/PWY di Kampung Workwana, Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Selasa (16/08/2022) menjadi ajang pertemuan dua orang sahabat lama yakni Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring dan Lambert Pekikir.
Lambert Pekikir merupakan mantan pejuang Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) di Wilayah Vicoria (Kabupaten Keerom, Papua).
Dalam kilas balik yang dibacakan langsung olehnya, dia mengaku dilantik oleh Yakop Tray sebagai koordinator umum TPN-PB dan memimpin markas Victoria selama 20 tahun.
Selama 20 tahun berjuang untuk memerdekakan Papua Barat, Lambert menilai bahwa perjuangannya itu hanya akan terus menelan korban baik dari pihaknya di TPN-PB maupun dari pihak TNI-Polri bahkan masyarakat sipil.
Lambert juga mengungkapkan bahwa apa yang ia perjuangkan pada masa lalu adalah hal yang salah dan itu bukanlah suatu perjuangan yang murni jika harus terus mengorbankan khalayak banyak.
Dia mengaku, pada tahun 2010 dia dipanggil oleh Farid Husein yang merupakan utusan dari Presiden Republik Indonesia pada masa itu, Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat itu Lambert Pekikir diminta untuk mencari solusi terbaik untuk penyelesaian konfilik yang terjadi di Papua lewat proses demokrasi yang disebut Dialog Papua-Jakarta.
Pada saat itu Lambert bersedia untuk berdialog dengan Pemerintah Republik Indonesia. Hal ini dilakukannya karena dia memandang tanpa dilakukannya dialog maka tidak akan ada solusi untuk menyelesaikan konflik di Papua secara menyeluruh.
“Sehingga secara pribadi saya bertentangan dengan seluruh teman-teman saya” kata Lambert Pekikir.
Kemudia pada tahun 2013 Lambert membangun komunikasi khusus dengan Badan Intelegen Negara (BIN) untuk membangun komunikasi yang dapat menghasilkan proses damai.
Dan akhirnya hal itu dapat terwujud pada tahun 2014. Pada saat itu Lamberr secara khusus diberikan ruang untuk berdialog langsung dengan Presiden SBY melalui video call.
“Kesepatakannya saat itu adalah, saya harus berangkat ke Jakarta untuk menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta” tambahnya.
Saat mempersiapkan diri untuk berangkat ke Jakarta untuk menyampaikan asprisinya, disitulah dia bertemu dengan Juinta Omboh Sembiring.
Kata dia, saat beranjak dari Papua hingga tiba di Jakarta, Juinta Omboh Sembiring lah yang memfasilitasinya dan sejumlah rekannya untuk menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah Pusat.
“Setelah itu saya kembali dan saya mendapatkan jaminan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk tetap tinggal dan membangun Indonesia bersama dan bersama menyelesaikan konflik di Papua” tukasnya.
Lebih lanjut dibacakannya, keputusnya untuk kembali bergabung dalam Bingkai Kesatuan Republik Indonesia merupakan hal yang tepat dimana dia bisa merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya.
Ditambahkannya lagi, saat ini dia tengah bekerja sama dengan gereja dan lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) untuk menciptakan Papua yang aman dan damai.
Sementara itu, Danrem 172/PWY ketika ditemui wartawan usai Refeleksi Malam Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 77 mengungkapkan masyarakat Papua pada umumnya ingin merasakan kedamaian.
“Jadi malam ini kita mau tunjukan bahwa wilayah Kabupaten Keerom terlebih lagi Kampung Workwana yang merupakan kampung dari Pak Lambert adalah tempat yang damai dan masyarakatnya ingin damai dan ingin maju. Itulah refleksi Malam Kemerdekaan RI ke 77 tahun ini” ucap Danrem.
“Ini juga merupakan Nostalgia kami berdua karena sudah lama sekali kita tidak bertemu. Dan kita perlu bernostalgia, karena dulu saya sering datang kesini jadi tidak ada salahnya saya datang untuk menjenguk sahabat saya” pungkasnya. (Ai)
Refleksi Malam Kemerdekaan Jadi Ajang Pertemuan Dua Sahabat Lama
admin3 min baca