Tentara Mengajar Wayang Gardus Ke Murid SD N Ampas

Prajurit TNI Satgas Yonif 711/RKS (kiri) memperkenalkan wayang yang terbuat dari gardus ke murid SDN Inpres Ampas, Waris, Keerom, Papua, Rabu (9/2/2022). (Foto: Istimewa)
banner 120x600

Paraparatv.id | Keerom | Tentara mengajar metode wayang dari kardus dan Peraturan Baris Membaris (PBB) di Sekolah Dasar (SD) Negeri Inpres Ampas, Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Papua. Tentara dari Satuan Tugas (Satgas) Pengaman Perbatasan (Pamtas) RI-PNG Yonif 711/RKS membantu untuk mencerdaskan anak-anak penerus bangsa.

Komandan Pos (Danpos) Ampas Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 711/Rks, Letda Inf Harys Setyawan mengatakan selain melaksanakan tugas pokok menjaga perbatasan RI-PNG, pihaknya juga berupaya membantu pihak sekolah, guna mendidik anak-anak.

“Anggota Satgas membantu pihak sekolah dalam mencerdaskan anak-anak bangsa sebagai tenaga pendidik di SDN Ampas dengan mengajar dengan cara yang unik mengunakan wayang yang terbuat dari kardus,” kata Letda Inf Harys, Rabu (09/02/2022).

Terkait latihan baris-berbaris, lanjut Harys, yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi semangat belajar mengajar bagi anak-anak di perbatasan, sebagai generasi penerus bangsa untuk di kemudian hari.

“Tujuan diberikan latihan PBB untuk menanamkan jiwa disiplin dan taat kepada aturan serta membentuk karakter kepribadian para siswa sebagai generasi penerus bangsa yang kuat,” kata Danpos.

“Selain itu latihan PBB juga bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan dan tanggung jawab serta bermanfaat untuk melatih daya konsentrasi tiap siswa tentang solidaritas sesama tim,” ujarnya.

Salah satu guru sekolah di SDN Inpres Ampas, Jesi Pinamae (48) mengatakan kehadiran personel Satgas bagi sekolahnya sangat terbantukan apalagi minimnya tenaga pendidik.

“Kami mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan dari bapak-bapak Satgas yang telah memberikan bantuan ilmu pengetahuannya kepada anak-anak didik,” kata Jesi Pinamae.

Selain ucapan terima kasih, pihak sekolah juga berharap dengan hadirnya TNI di sekolah, bukan untuk menakuti anak-anak, melainkan membuat semangat bagi anak-anak dalam mengikuti proses belajar mengajar. (*/ITH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *