Paraparatv.id | Jayapura | Kajian Evaluasi kinerja bangunan pada aspek kenyamanan termal terutama menyangkut kondisi temperatur ruangan di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua yang dilakukan para Desainer Interior yang tergabung dalam Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Cabang Papua yang bekerja sama dengan akademisi dari Departement Arsitektur Fakultas Teknik (DAFT) Universitas Diponegoro Semarang.
Dalam kajian evaluasi kinerja bangunan ini, tim dari HDII Cabang Papua yang berkolaborasi dengan Akademisi dari DAFT Universitas Diponegoro Semarang telah melakuakn audiensi bersama GM Kantor Cabang PT. Angkasa Pura I (Persero), Agus Budiharto beserta tim sebagai pihak pengelola Bandar Udara Sentani untuk memberikan Bantuan Teknis berupa Evaluasi Kinerja Gedung Bandara Sentani Kelas I Jayapura Papua.
Ketua HDII Papua, Ar. Bernard Harianja, IAI, HDII, IAP, AE BNSP mengatakan bahwa melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia khususnya di Papua hingga bulan Juni 2021 ini membuat sejumlah Rumah Sakit kehabisan daya tampung. “Isolasi mandiri menjadi salah satu solusi bagi penderita yang tidak terlalu parah. Aman dan nyaman menjadi kata kunci bagi suatu tempat di era pandemik ini, termasuk Kenyamanan di Bandar Udara sebagai tempat untuk melakukan aktivitas perjalanan,” kata Bernard ke media Paraparatv, Selasa (6/7/2021).
Protokol Kesehatan ketat menjadi syarat utama penilaian kelayakan suatu tempat, dikatakan Bernard, disamping suasana kenyamanan bangunan dari hasil rancangan Arsitek dan Desain Interior. Sehingga, mengharuskan pihaknya bekerjasama dengan DAFT Universitas Diponegoro Semarang yang dikemas dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat di Tahun 2021.
“Tujuan kegiatan ini adalah memberikan Bantuan Teknis kepada pihak pengelola Bandar Udara Sentani, PT. Angkasa Pura I (Persero) berupa Evaluasi Kinerja Gedung Bandar Udara pada Aspek Kenyamana Termal khususnya pada kinerja selubung bangunannya, dengan metode perhitungan OTTV (Overall Thermal Transfer Value),” imbuh Bernard.
Dikatakannya, penelitian yang dilakukan sejak bulan April hingga Juni 2021, berpeluang untuk ditindaklanjuti ke kajian lebih akurat dan komprehensif. Menurutnya, jarak yang cukup jaun antar sesame anggota tim peneliti dan objek bangunan Bandar Udara Sentani bukan menjadi kendala bagi mereka untuk memberikan layanan bantuan teknis kepada pihak pengelola Bandar Udara Sentani karena sudah ditunjang oleh fasilitas telekomunikasi online yang baik.
“Ada beberapa catatan penting dari kajian awal ini, yaitu perhitungan OTTV suatu bangunan sangat terkait erat dengan data klimatologi daerah setempat, terutama intensitas Radiasi Sinar Mataharinya (W/m2), Siklus perjalanan matahari sebagai faktor yang mempengaruhi orientasi bangunan bandara sepanjang Tahun terutama pada tanggal dan bulan-bulan ekstrim seperti pada tanggal 23 Maret dan 23 September, dimana posisi Matahari berada garis Equator, tanggal 21 Juni posisi Matahari terletak pada 23 ½ LU dan pada tanggal 22 Desember posisi Matahari terletak pada 23 ½ LS akan mempengaruhi besar kecilnya transmisi panas/energy yang masuk ke dalam ruanga interior” kata Bernard.
Selain data klimatologi dan orientasi bangunan yang menjadi input perhitungan OTTV, ada juga bebera data lokal yang turut menentukan besar kecilnya transmisi panas/energy yang masuk kedalam ruangan, yaitu Jenis material dan ketebalan lapisan material pada selubung bangunan eksterior dan interior, seperti material dinding selubung eksterior dan interior, material plafond dan atap; Warna finishing selubung bangunan; Vegetasi yang ada di sekitar bangunan; Kerapatan bangunan sekitar.
“Kendala yang kami rasakan saat melakukan perhitungan OTTV adalah sulitnya memperoleh data Radiasi Sinar Matahari (W/m2) kota Sentani Papua yang seharusnya tersedia di BMKG Wilayah V Jayapura. Kenyataanya masih banyak kota-kota besar di Indonesia belum memiliki data Radiasi Sinar Matahari (W/m2)” ungkap Bernard.
Masih kata Bernard, untuk melengkapi data input dalam perhitungan OTTV Bangunan Bandar Udara Sentani ini kami mencoba menggunakan data input Radiasi Sinar Matahari (W/m2) dari Kota Jakarta, hal ini juga sering dilakukan oleh kalangan akademis dalam melakukan perhitungan OTTV di berbagai daerah. “Konsekuensinya, keakuratan hasil perhitungan akan terus menjadi bahan diskusi dan analis yang terus-menerus dilakukan,” ujarnya.
Secara pinsip, kata Bernard, kajian evaluasi kinerja bangunan Bandar Udara Sentani dari aspek kenyamanan termal (Radiasi Panas Matahari) yang dilakukan dengan metoda Simulasi Komputasi OTTV, memiliki hasil nilai OTTV yang sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) 6389:2011 tentang Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung.
Kegiatan kolaborasi yang dilakukan oleh Asosiasi Profesi seperti HDII Cabang Papua dan Akademisi DAFT Universitas Diponegoro yang diketuai oleh Dr.Ir. Eddy Prianto.CES. DEA, HDII yang beranggotakan Ir. Abdul Malik. MSA, Ir. Bharoto. MT, Prof. Dr.Ir. Edi Purwanto, MT, Prof. Ir. Totok Roesmanto. M.Eng, dan Bagus Wicaksana sebagai perwakilan mahasiswa Undip. Sementara itu kelompok asosiasi profesi HDII Cabang Papua diketuai oleh Ar. Bernard Harianja, IAI, HDII, IAP, AE BNSP, anggota Ar. Mercyana Trianne Zebua, ST, M.Si, IAI, Anggia R. Nurmaningtyas, ST, M.Sc dan Ar. Hasrul, ST, M.Sc, IAI, HDII serta Ar. Daniel Siahaan, IAI. (Redaksi)