Paraparatv.id | Intan Jaya | Berikut ungkapan Kapolres Intan Jaya AKBP Sandi Sultan kepada seluruh masyarakat terkait kelancaran proses otopsi almarhum Pendeta Jeremia Zanambani korban penembakan terduga dilakukan oknum anggota TNI pada Sabtu (19/9/2020) lalu di Kabupaten Intan Jaya.
Kapolres bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bangga atas kelancaran otopsi, dimana semuanya berkat orang-orang tua dan dukungan masyarakat di Intan Jaya. Hingga sore Sabtu (12/6/2021) tak ada sedikitpun gangguan dari saudara-saudara yang masih bersebarangan paham dengan Pemerintah Indonesia.
“Tapi pelan, pelan, pelan, saya mencoba untuk berkomunikasi dengan mereka saudara-saudara saya ini. Mereka bukan musuh saya, mereka adalah saudara saya dan akan saya coba merangkul kembali ke NKRI, kita membangun Intan Jaya bersama-sama,” kata Kapolres.
Proses otopsi sendiri, kata Kapolres, memakan waktu kurang lebih dua jam setengah berjalan lancar dan ditangani tim forensik berjumlah enam orang masing-masing empat orang tim otopsi dari salah satu Rumah Sakit di Makassar, Sulawesi Selatan dan dua orang tim forensik.
“Kekuatan pasukan TNI Polri, kurang lebih 700 sekian dari Sugapa sampai ke Hitagipa, bahkan tokoh-tokoh masyarakat, agama, kepala suku, kepala distrik dan kepala kampung ikut membantu kami. Saya sayang mereka semua, saya senang dan bangga,” ujarnya.
Kegiatan ini, kata Kapolres telah merencanakan sejak dirinya dilantik menjadi Kapolres Intan Jaya oleh Komjen Pol Paulus Waterpauw (saat itu sebagai Kapolda Papua). Ia mengaku tugas dan tanggung jawab ini, namun tahapan otopsi tak semerta-merta harus di kedepankan.
“Saya harus melihat dulu, situasi dan kondisi di wilayah saya ini. Setelah itu selama tiga bulan saya susun dengan menciptakan kondisi aman dan kondusif dulu di masyarakat. Dan bagiamana TNI Polri itu bersinergi dan dekat dengan masyarakat,” imbuhnya.
Dikatakannya, dengan kerja sama dan komunikasi serta saling menghargai inilah yang ia kerjakan pertama kali saat mengemban tugas Kapolres Intan Jaya. Semua tokoh yang ada di Intan Jaya, lanjut Kapolres, dianggap sebagai orang tua, saudara, kakak bahkan adik di Intan Jaya yang harus di hargai dan di cintai.
Sekedar diketahui, proses otopsi di awali dengan penggalian makam Almarhum Pendeta Jeremia Zanambanidi lakukan oleh Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF)yang di pimpin Irjen Pol (Purn) Dr Benny Mamoto.
Proses ini di saksikan Pemerintah Kabupaten Intan Jaya, Tim Komnas HAM Pusat, Komnas HAM perwakilan Papua, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), keluarga korban, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Adat. (Erna/Redaksi)