Paraparatv.id | Jayapura | Melonjaknya bahan baku kedelai dari harga 380 ribu rupiah menjadi 500 ribu rupiah per karung ukuran 50 kilogram, di keluhkan sejumlah pabrik tahu tempe di Kota Jayapura. Bahkan akan ada pabrik yang gulung tikar.
“Kalau nanti harga kedelai tembus di atas Rp600 ribu, pasti kami gulung tikar. Ini harus ada solusi dari pemerintah. Dana kalaupun taka da solusi, sudah pasti taka da tahu dan tempe lagi di sini (kota jayapura,” dikatakan Sutono (58) selaku pemilik pabrik tahu tempe Karyatama saat dijumpai tim Paraparatv.id, Kamis (7/1/2021).
Ia mengaku bahan baku yang digunakan sebelum melambungnya harga kedelai dari Surabaya sebanyak 12 karung per karung 50 kilogram, saat harga mulai naik di tambah dengan adanya Pandemi COVID-19 pada bulan Maret 2020 lalu di Papua, pihaknya menyuplai hanya delapan karung.
“Melonjak cepat mulai desember 2020 kemarin bahan baku kedelai mulai naik setiap lima hari, hingga Januari 2021 ini. Sekarang harga kedelai per kilogram mendekati Rp10 ribu, padahal sebelumnya hanya Rp7.500. Ditambah lagi dengan pandemi COVID-19 pada Maret tahun lalu,” kata Tono sapaan akrabnya.
Mau tak mau pihaknya naikkan harga hasil produksi tahu dan tempe, ia mengaku harga tempe miliknya yang di jual ke pedagang maupun agen perbungkus Rp1.250 dan tahu satu kotak dihargai Rp2.000.
“Saya naikkan tempe jadi Rp1.500 dan tahu menjadi Rp2.500 per kotak. Saya pikir ini usaha tak akan maju, mulai dari harga bahan baku naik, sampai sekarang malah minyak tanah sudah langka. Karena industry kami gunakan minyak tanah,” dikatakan Tono.
Pabrik yang berdomisili di APO Gudang, Kecamatan Bhayangkara, Kota Jayapura ini menjadi pusat distributor tahu kepada agen dan pedagang di beberapa pasar seperti pasar kaget Paldam, Hamadi, Inpres Dok IX (Sembilan).
“Kadang kami juga langsung jual ke pasar-pasar, gunakan mobil. Agar hasil produksi kami habis dalam sehari. Kami mohon kepada pemerintah agar segera mencari solusi buat kami pengusaha tahu tempe ini,” kata Tono.
Pihaknya berharap bahan baku kedelai segera turun dan kelangkaan minyak tanah kembali normal, agar pihaknya dapat memenuhi kebutuhan tahu tempe bagi masyarakat Kota Jayapura. (ITH)