Suami Mama Rina, Barnabas Awoitauw merajut penutup botol plastik bekas menjadi sebuah tirai, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Paparaparat.id, Jayapura – Liberina Ehaa, perempuan berusia 54 tahun berusaha bangkit ditengah pandemi Covid-19 yang masih melanda Dunia serta Indonesia, khususnya di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Istri dari Barnabas Awaitouw (68) ini tak mau kehilangan akal untuk bangkit dari ekonomi.
Mama Rina bersama cucunya mencari botol plastik bekas di sepanjang Kali Jaifuri, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Mama Rina memungut sampah botol plastik di Kali Jaifuri, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Seorang anak masukkan penutup botol plastik di tas keranjang, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Mama Rina bersama cucunya mengumpulkan botol plastik di samping rumahnya, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Mama Rina bersama cucunya mencari botol plastik bekas di Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Bocah laki-laki membuka penutu botol plastik bekas, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Seorang cucu masukkan penutup botol plastik bekas kedalam tas noken milik Mama Rina, Kali Jaifuri, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Mama Rina melihat cucunya yang membantu kumpul botol plastik bekas di sepanjang Kali Jaifuri, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Salah satu cucu Mama Rina saat mengumpulkan botol plastik bekas dari Kali Jaifuri, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Seorang anak membawa penutup botol plastik bekas dari Kali Jaifuri, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Pose Cucu-cucu Mama Rina saat mandi di Kali Jaifuri, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Sejumlah wisatawan di lokasi wisata Kali Jaifuri, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Mama Rina dan keluarga menuju kerumah usai mencari botol plastik bekas di sepanjang Kali Jaifuri, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Mama Rina bersama cucunya mencuci sampah penutup botol plastik bekas di rumahnya, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Mama Rina mencuci sampah penutup botol plastik bekas di rumahnya, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Penutup botol plastik bekas yang telah di lubangi dan siap di rajut, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Mama Rina merajut penutup botol plastik bekas menjadi sebuah tirai, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Mama Rina merajut penutup botol plastik bekas menjadi sebuah tirai, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Dua orang cucu membantu Mama Rina merajut penutup botol plastik bekas menjadi sebuah tirai, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Mama Rina bersama cucu merajut penutup botol plastik bekas menjadi sebuah tirai, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Suami Mama Rina, Barnabas Awoitauw merajut penutup botol plastik bekas menjadi sebuah tirai, Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (17/10/20).
Menurunnya ekonomi keluarga dampak pandemi Covid-19 mendorongnya untuk berkreasi dalam keluarga dengan menyulap sebuah sampah penutup botol plastik menjadi tirai daur ulang tutup botol plastik dihargai 300 hingga 350 ribu rupiah permeternya, dalam sebulan dirinya dapat meraup untung 7 hingga 8 jutaan rupiah.
Mama Rina sapaan akrabnya, tiap dua minggu sekali memulung sampah botol air mineral di sepanjang jalan Kampung Yokiwa tempat ia tinggal bahkan tak jarang di temani cucunya menyusuri Kali Jaifuri.
Mama Rina yang telah dikaruniai 17 (tujuh belas) anak dan 53 (lima puluh tiga) cucu dan seorang cicit mengaku kesehariannya mengepul sampah ini sekaligus membantu bersihkan kampung dan sepanjang kali Jaifuri yang telah dijadikan salah satu lokasi wisata di Kabupaten Jayapura.
Kali Jaifuri sendiri tiap harinya di datangi sampah kiriman buangan Danau Sentani, Kabupaten Jayapura. Sampah-sampah inilah dikumpulkan Mama Rina bersama cucunya, nantinya di olah menjadi sebuah karya yang menghasilkan uang guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Tak terlepas dari tugas utama sebagai istri, ibu dan nenek. Dirinya berharap kegiatan yang dilakukannya ini menjadi satu dari sekian banyak orang dalam menjaga lingkungan sekaligus berkreasi ditengah pandemi Covid-19.
“Awalnya saya pengrajin kalung manik-manik, dengan adanya Pandemi Covid-19 serta pembatasan wilayah. Saat saya melihat banyak botol berserakan di sepanjang Kali Jaifuri sekitar dua bulan lalu, disitulah muncul ide saya ini,” kata Mama Rina.
Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada bulan Maret 2020 lalu, mulai bermunculan aturan serta kebijakan pemerintah mulai dari pembatasan keluar daerah atau bangunan (Lockdown), karantina suatu wilayah dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Selama masa pandemi Covid-19, dampak signifikan juga dirasakan masyarakat di Kabupaten Jayapura, dimana lambatnya pertumbuhan perekonomian dari beberapa sektor. Sama halnya dengan keluarga dari Mama Rina ekonomi keluarga menurun drastis.
Dengan adanya kesibukan baru yang digelutinya, membuat Tirai Penutup Botol Plastik Bekas menjadi sebuah terobosan baru bagi ia dan keluarga, dimana kebutuhan ekonomi lambat laun terpenuhi.