Example floating
Example floating
Pendidikan

Mereka Setia Dengan Telkomsel

156
×

Mereka Setia Dengan Telkomsel

Sebarkan artikel ini
Dua orang anak sedang menepon gurunya gunakan jaringan Telkomsel melalui telepon seluler (HP Kayu) untuk kerjakan tugas sekolah. Gudang Garam, Skanto, Keerom, Papua, Kamis (27/8/20). (Foto: Indrayadi TH)
Example 468x60

Keerom | Paraparatv.id | Masa pandemic Covid-19 yang melanda dunia bhakan Indonesia, terkhusus di Papua menjadikan seluruh aktifitas sekolah dilakukan system daring atau online. Namun, ada yang berbeda di Kampung Gudang Garam, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom, Papua. Simak liputan khusus tim paraparatv.id, Kamis (27/8/20).

Pagi itu sekiranya pukul 09:15 waktu Papua, tim berkunjung ke Kampung Gudang Garam tuk melihat situasi anak-anak yang tengah sekolah dari rumah. Saya sontak kaget melihat sejumlah anak yang tengah belajar di teras rumah kayu yang sudah tak layak sedang serius menulis di atas buku sambil memegang telepon seluler biasa alias bukan android atau biasa dibilang HP Kayu.

Kudekati anak seorang anak bernama Melfin Melelen (12) murid Sekolah Dasar (SD) Inpres Gudang Garam tengah asyik menelepon seserang sambil menulis sesuatu di atas buku yang telah ia persiapkan. Usai menepol, saya pun layangkan pertanyaan siapa yang ditelpon? Anak polos ini menjawab “Sa telepon pak guru, ini buku panduan sa (saya) tra (tidak) mengerti jadi,” kata Melfin.

Sambil memakan ubi rebus, Melfin bersama tiga anak lainnya secara bergantian menelepon gurunya untuk meminta penjelasan terkait buku panduan yang mereka dapat dari sekolah untuk sekolah dari rumah. Tak ada internet atau standar jaringan 3G untuk mengakses aplikasi khusus dari sekolah, di kampung ini, mereka tak hilang akal, lantaran tak mau ketinggalan pelajaran sekolah.

Menurut Mumaya Kogoya (41 tahun) orang tua dari Melfin Melelen menuturkan anak-anak di kampung Gudang Garam tak memiliki telepon seluler jenis Android. Jangan samakan kampung ini dengan kampung lainnya atau yang di kota sana, lanjut Mumaya, di tempat lain, semua anak-anak murid setingkat SD, SMP bahkan SMA sibuk dengan daring atau online gunakan aplikasi khusus melalui telepon seluler jenis Android.

“Kalau dikampung ini sekolah online tidak bisa dilakukan, bagaiaman mau online kalau tong (kami) tidak ada HP Camera (sebutan HP Android dikampung itu), kami Cuma bermodalkan HP Kayu (HP biasa tanpa akses internet),” kata Muler sapaan akrab Mumaya.

Dikatakannya juga, anak-anak tak suka dengan belajar online, mereka lebih suka bertatap langsung dengan gurunya atau di sekolah. “Selama corona ini, anak-anak hanya bisa telepon guru untuk belajar. Kalau pergi ke sekolah, Cuma 1-2 anak saja yang ada. Anak-anak tidak suka belajar di rumah. Syukur ada HP kayu, jadi bisa telepon saja dengan guru,” ungkapnya.

Beruntung ada signal yang bisa dugunakan untuk menelepon, lanjut Muler, di kampung Gudang Garam hanya provider Telkomsel yang bisa. Sehingga dirinya sedikit senang, karena komunikasi ke luar kampung masih bisa gunakan telepin biasa.

“Cuma Telkomsel saja yang ada disini, kemarin anak saya yang SMP datang dari sekolah bawa tugas bahasa inggris suruh saya bantu, bah saya tidak bisa bahasa inggris, mau bikin bagaiaman kalau begitu. Kalau gunakan HP Kamera (Android) boleh, bisa cari di google,” dikatakan Muler.

Secara garis besar, kebutuhan akses komunikasi di kampung ini sangat dibutuhkan, beruntung Telkomsel tetap melayani negeri untuk terus bergerak maju bersama Indonesia. Seperti dikatakan Muler, seluruh warga di kampung ini tak semua miliki telepon seluler (HP) dan komunikasi keluar sangat dibutuhkan gunakan telepin biasa, artinya kampung ini belum terjamah dunia maya secara penuh untuk mengakses informasi dari luar.

“Semua komunikasi tetap pake signal Telkomsel, terima kasih. Kami harap pemerintah tingkatkan signal disini, kalau perlu bangun tower telkomsel dikampung ini,” keluh Muler.

Dari penelusuran tim di kampung yang didiami 488 jiwa, dengan didalamnya ada 325 kepala keluarga sangat membutuhkan uluran tangan pihak-pihak swasta terkait komunikasi, bahkan pemerintah. Lantaran, dana desa tak bisa menjawab hal tersebut. (ITH)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *