Paraparatv.id | Sorong |Pemerintah kota Sorong melalui Balai Latihan Kerja (BLK) gelar rapat koordinasi Skill Development Center, (SDC) di ruangan anggrek Wali Kota Sorong, 11 Desember 2019.
Dalam rapat tersebut, Kepala Balai Latihan Kerja (BLK), Kota Sorong, Herman Bija, menjelaskan bahwa, SDC ini adalah satu balai pusat pengembangan keahlian yang di inisiasi oleh pemerintah pusat, dalam lingkup nasional terdiri dari Bapenas, kementrian perinsustrian, kementrian ketenagakerjaan, kementrian pendidikan nasional, kemenko perekonomian dan ini diturunkan ke daerah-daerah.
“Tahun 2018, ada lima daerah yang diturunkan tiga untuk Kabupaten kota dan dua untuk Provinsi, kemudian ditahun 2019 ada lima belas pilot projek, salah satunya di kota Sorong, untuk itu dari pihak BLK mendapatkan kehormatan untuk mendirikan SDC, Skill Development Center atau pusat pengembangan keahlian dikota Sorong, diharapkan ini menjadi salah satu tempat untuk menyiapkan SDM, sumber daya manusia, sehingga angka pengangguran di kota Sorong,”tendas, Herman Bija.
Selain itu, Asisten I Setda Kota Sorong, Rahman menambahkan, bahwa ini semua tidak terlepas dari IPM, Indeks Pembangunan Manusia, masalah SDM, yang terbanyak ada di kota sorong, IPM, yang tertinggi di wilayah Papua Barat, adalah Kota Sorong. Ada tiga indikato dari IPM yaitu, kesehatan, kendidikan dan perekonomian.
Jika di lihat dari pendidikan, bahwa di kota Sorong, angka anak-anak Papua tidak begitu banyak yang putus dari pendidikan, hal yang terpenting adalah melatih, mengajar dan mendidik anak-anak papua untuk bersaing di dunia usah dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi anak-anak papua yang lainnya.
Dikatakan, untuk mengurangi angka pengangguran, tidak hanya butuh yang namanya pendidikan, tetapi kita membutuhkan skill atau keahlian yang tidak di miliki oleh orang lain, sehingga dengan keahlian ini dan bermodal ijaza yang miliki, kita bisa bersaing dengan orang-orang dari luar Papua.
“Dari luar Negeri, mengiat perkembangan saat ini, sudah semakin maju, sehingga kita bukan hanya bersaing dengan orang Indonesia, melainkan orang dari luar Negeri,” ungkap, Rahman. **(Taufan)
