Paraparatv.id | Jayapura | Bank Indonesia memperkirakan perekonomian wilayah Papua tumbuh sebesar 3,50% – 4,50% (yoy) tahun 2023 dan 5,25% – 6,25% (yoy) di tahun 2024. Sementara itu dari sisi pengendalian harga, diperkirakan inflasi di Papua akan selaras dengan sasaran inflasi nasional sebesar 3 ± 1% di 2023 dan 2,5 ± 1% di 2024.
Untuk mencapai hal tersebut, Bank Indonesia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus memperkuat sinergi dan optimisme dalam rangka mencapai pertumbuhan yang kuat, berimbang, berkelanjutan, dan inklusif.
Demikian disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua, Juli Budi Winantya dalam sambutan yang dibacakan oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua, Thomy Andryas, pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 yang digelar secara hybrid pada 4 Desember 2023 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua.
Pemaparan tersebut selaras dengan arah strategis dan kebijakan Bank Indonesia ke depan yang disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo pada PTBI 2023 di tingkat nasional yang telah diselenggarakan pada 29 November 2023 di Jakarta.
“Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan ucapan terima kasih atas sinergi yang telah terbangun sehingga proses pemulihan ekonomi berjalan dengan baik dan perekonomian Indonesia dalam kondisi stabil (siaran pers PTBI 2023 selengkapnya dapat diakses pada tautan berikut:https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news release/Pages/sp_2532123.aspx),”Katanya.
Lebih lanjut, Thomy menyampaikan bahwa terbentuknya provinsi-provinsi baru di wilayah Papua menjadi Provinsi Papua, Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah, dan Provinsi Papua Pegunungan mempengaruhi dinamika perekonomian di Papua.
“Keempat provinsi tersebut memiliki peran yang sentral karena memberikan kontribusi sekitar 15% pada perekonomian Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) dan sekitar 1,5% pada perekonomian nasional,”Ucapnya.
Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dapat kuat, berimbang, berkelanjutan, dan inklusif, sinergi menjadi kata kunci utama dan diperlukan 2 (dua) prasyarat, yaitu (i) inflasi yang rendah dan stabil serta (ii) struktur perekonomian yang kuat.
Upaya untuk mencapai inflasi yang rendah dan stabil, khususnya inflasi bahan pangan, dilakukan dengan strategi 4K, yaitu: (i) ketersediaan pasokan; (ii) keterjangkauan harga; (iii) kelancaran distribusi; dan (iv) komunikasi yang efektif.
Strategi 4K tersebut, juga didukung dengan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Sementara itu, untuk memperkuat struktur perekonomian, setidaknya diperlukan upaya untuk mendorong keragaman 3 (tiga) hal, yaitu: (i) sumber pertumbuhan ekonomi; (ii) pelaku ekonomi; dan (iii) sistem ekonomi dan keuangan. Upaya tersebut perlu diimbangi dengan digitalisasi dan pembangunan yang berwawasan lingkungan, serta didukung sinergi antara berbagai pihak dengan optimisme yang tinggi.
Dalam mencapai inflasi yang rendah dan stabil, Bank Indonesia yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Papua, telah melaksanakan sejumlah sinergi program bersama berbagai pihak terkait. Sinergi dan koordinasi yang dilakukan telah menunjukkan hasil yang positif, tercermin dari laju inflasi 3 (tiga) kota IHK di Papua (Kota Jayapura, Timika, dan Merauke) yang melandai menuju rentang target inflasi nasional.
Di samping itu, berbagai upaya untuk memperkuat struktur perekonomian telah dilakukan, baik melalui upaya dalam meningkatkan peran UMKM, mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru, dan memfasilitasi berkembangnya ekonomi dan keuangan syariah.
Berdasarkan asesmen, terdapat beberapa sektor potensial dalam mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru, antara lain: perikanan, pertanian, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
Selanjutnya, upaya mendorong digitalisasi, khususnya sistem pembayaran, telah diwujudkan melalui pembentukan TP2DD (Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah) di beberapa daerah di wilayah Papua, dan implementasi QRIS.
Sebagai salah satu bukti keberhasilan upaya tersebut, Kota Jayapura berhasil mendapatkan penghargaan sebagai TP2DD terbaik tingkat Kab/Kota wilayah Papua, Nusa Tenggara, dan Maluku. Selain digitalisasi transaksi, Bank Indonesia bersama stakeholdersberkomitmen untuk memenuhi kebutuhan uang dalam jumlah yang cukup, pecahan yang sesuai, dan kondisi yang layak edar, serta mendukung kedaulatan Rupiah khususnya di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil).
Selanjutnya, untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam rangka menghadapi Natal dan Tahun Baru, Bank Indonesia bersama perbankan telah mempersiapkan distribusi uang Rupiah sebesar Rp4,7 triliun.
Pada kesempatan tersebut, Bank Indonesia Papua juga memberikan penghargaan Bank Indonesia Awards tahun 2023 kepada 8 mitra strategis yang berasal dari UMKM, korporasi, dan pemerintah daerah, sebagai bentuk apresiasi dan wujud terima kasih karena telah berkontribusi terhadap Perekonomian Papua dan membantu Bank Indonesia dalam menjalankan peran dan tugasnya.
Selain itu, dilakukan pula penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada 15 sekolah SMA/SMK Negeri dan Swasta di Papua sebagai wujud dedikasi kepada negeri yang diharapkan dapat bermanfaat dalam mewujudkan generasi muda penerus bangsa yang kompeten.
Forum PTBI merupakan forum strategis yang diselenggarakan rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan, prospek, dan arah bauran kebijakan Bank Indonesia, serta memperoleh arahan dari Presiden RI. Forum PTBI 2023 di Papua dihadiri oleh Kepala Daerah di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Pimpinan Instansi Vertikal, Organisasi Perangkat Daerah, Perbankan, Media, Perguruan Tinggi dan Korporasi di Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan. Masyarakat umum dan dan mahasiswa Generasi Baru Indonesia (GenBI) juga mengikuti rangkaian PTBI tersebut melalui siaran langsung pada kanal media sosial Bank Indonesia Papua.(Redaksi)