Paraparatv.id |Sentani| Kepala Distrik Waibu Jenny Deda merasa keberatan dengan pemberitaan di salah satu media online yang dalam beberapa hari terakhir ini viral di berbagai media sosial dan Whatsapp Grup.
Dia mengungkapkan bahwa semua yang disampaikan oleh kepala kampung Dondai dan Sekretaris Distrik Waibu adalah hal yang menyesatkan.
Dirinya menjelaskan bahwa untuk kegiatan pelatihan dan sosialisasi yang dimaksud oleh kepala kampung Dondai dan Sekretaris Distrik Waibu itu sudah terlaksana.
Ia mengaku bahwa memang kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung dengan menggunakan dana Otonomi Khusus.
“Kegiatan berlangsung dengan baik dan masyarakat mengikutinya dengan baik juga. Semua kegiatan itu sudah selesai hanya tinggal masuk ke pelaporan saja” ungkapnya.
Lebih jauh dikatakannya, saat itu Sekretaris Distrik Waibu menahan laporan tersebut karena yang bersangkutan mengatakan ingin memeriksa laporan itu terlebih dahulu.
“Karena saya rasa itu sesuai dengan tugas dan tupoksi beliau, saya mempersilahkan beliau untuk memeriksa laporan itu”
“Setelah beliau periksa, beliau juga sudah menandatangani laporan itu dan saya sebagai pimpinan adalah yang terakhir menerima laporan itu” ucapnya.
Sampai disitu, Jenny merasa laporan dari sejumlah kegiatan itu sudah selesai dan tidak ada masalah.
Tak lama kemudian munculah pemberitaan tersebut dan Jenny mengungkapkan bahwa dirinya terkejut dengan adanya pemberitaan bahwa terjadi penyelewengan dana Otsus yang seharusnya digunakan untuk sejumlah kegiatan tersebut.
“Saya merasa keberatan dengan berita yang menyebut kami melakukan pemalsuan” ungkapnya.
Karena menurutnya laporan kegiatan tersebut telah diperiksa sendiri oleh Sekretaris Distrik Waibu.
Dia menjelaskan, sejumlah kegiatan itu terpaksa harus dilaksanakan di Obhe atau rumah adat suku Marweri karena di Waibu tidak ada fasilitas perhotelan ataupun aula yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan.
“Jadi ini hanya kebijakan saya saja sebagai pimpinan untuk melaksanakan kegiatan di rumah adat tersebut, sambil kami melihat apakah ada yang kurang dari Obhe tersebut. Kalau ada yang kurang maka kami sebisa mungkin menambahkannya dengan sisa cost anggaran yang ada” tuturnya.
Laporan yang disoroti tersebut adalah mengenai dua laporan sosialisasi yang dilaksanakan di kampung Doyo Lama dan dua pelatihan yang dilaksanakan di Kampung Dondai.
“Pelatihan yang kami laksanakan di Kampung Dondai itu terkait dengan Budidaya ikan air tawar yang kami bekerjasama dengan Dinas Perikanan dan juga pengolahan Pangan Lokal” tuturnya.
Soal anggaran senilai Rp. 25 juta itu ditegaskan bahwa anggaran itu tidak untuk diberikan kepada kepala kampung Dondai.
“Jadi ada salah persepsi sebenarnya, Dana itu diperuntukan untuk menggelar kegiatan. jadi sudah ada pos-posnya. ada yang digunakan untuk persiapan, ada yang untuk membayar pemateri, makan-minum, bayar transport peserta dan lain sebagainya”
“Jadi itu kami gunakan untuk kegiatan tersebut. Tidak semuanya kami berikan ke kepala kampung. Jadi seperti itu” pungkasnya. (Arie)