Paraparatv.id | Sentani | Tidak terima dengan hasil pengumuman honorer berdasarkan keputusan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (KemenPAN-RB) yang telah ditempelkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Jayapura tentang penetapan kelulusan bagi honorer yang telah lolos verifikasi dan validasi untuk menjadi CPNS dan PPPK, ratusan guru mengancam akan melakukan aksi demontrasi.
Hanya saja, kali ini ancamannya bukan sekedar demonstrasi biasa, tetapi juga akan melakukan aksi mogok mengajar yang akan disampaikan dalam tuntutan mereka saat melakukan aksi demontrasi pada Rabu, 17 Mei 2023 pagi di Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Ratusan guru tersebut menganggap aksi itu akan menjadi salah satu preseden buruk dan akan menjadi salah satu tamparan bagi pemerintah yang akan berdampak besar bagi daerah ini, karena pada pekan depan anak-anak sekolah akan melakukan ujian.
“Sore hari ini kita khususnya guru yang honorer lama ini nama tidak ada. Intinya kita kecewa, sudah sekian tahun kita kerja bahkan ada yang sudah 20 tahun bekerja, ada yang sudah 15 tahun dan 10 tahun ini tidak ada nama dalam nama-nama honorer yang sudah ditempel untuk pengumuman honorer yang lolos verifikasi dan validasi menjadi CPNS dan PPPK,” kata Selvyana, S.PdK, Selasa, 16 Mei 2023 sore ketika dikonfirmasi wartawan usai melihat nama-nama honorer yang telah ditempel, di Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani, Kabupaten Jayapura.
Rencananya, lanjut Selvyana, aksi demo ini akan dilakukan ratusan guru honorer baik laki-laki maupun wanita. Tindakan tersebut sebagai ungkapan kekecewaan terhadap pemerintah yang tidak mengakomodir nama-nama mereka yang sudah bekerja diatas 5 tahun sebagai guru honorer di daerah ini.
“Sore ini datang kemari, kita kita ibu Sekda masih ada karena kita mau ketemu. Tetapi karena ibu Sekda tidak ada, maka besok pagi kita akan datang disini. Kita tuntut kita punya hak yang sudah bekerja, kecuali kita tidak kerja. Kemudian, nama-nama yang ditempelkan (diumumkan) ini merupakan nama-nama yang sudah pernah keluar, namun dikeluarkan ulang lagi nama-namanya. Lalu kita ini yang ada dalam data dapodik dan kita ini punya NPTK yang lengkap dari pusat terus kenapa nama-nama kami tidak keluar,” beber Selvyana.
Selvyana yang menjadi guru honorer di SD YPK Genyem, Distrik Nimboran ini, mencontohkan bahwa dirinya yang sudah lama menjadi guru honorer ini sudah diketahui oleh Dinas Pendidikan.
“Jadi, dinas ini sudah tahu. Kita bukan guru yang baru, selalu dinas turun ke sekolah lihat kitong ada kas mengajar anak-anak di papan tulis, ya orang-orang dinas sudah lihat kita mengajar yakni, ada bapak ibu guru ini ada mengajar di sekolah,” ujarnya.
“Kenapa sampai kitong pu nama trada, inilah yang membuat Kitong kecewa. Karena dari 817 nama-nama honorer yang ditempelkan itu Kitong pu nama-nama trada. Dibilang honorer yang 2013, malah yang baru 2021 itu yang keluar. Jadi, ini nama-nama honorer baru yang keluar lalu kita ini mau dikemanakan, mau ajar anak orang dengan honor yang bisa diterima di 5 atau 6 bulan baru kita terima,”.
“Apalagi kita ini sekolah yayasan, yang tidak terima dana BOS. Lalu kita pu kepala sekolah mau bayar honor kita dengan apa?. Kita ini mengajar dengan hati dan kasih, yang mengharapkan kitong pu nasib pada hari ini kitong bisa tahu pu nama keluar, walaupun selama ini kitong pu honor tra pernah dibayar.
Ternyata apa yang kitong harapkan selama ini menjadi sia-sia,” tegasnya menambahkan bahwa jumlah guru honorer mencapai ratusan lebih.
Sementara itu ditempat terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jayapura, Dr. Hana S. Hikoyabi, M.KP., menyampaikan, bahwa pihaknya memutuskan untuk nama-nama honorer yang lolos verifikasi dan validasi menjadi CPNS dan PPPK ini agar ditempelkan atau diumumkan. Supaya kuota 1.000 yang diberikan kepada Pemkab Jayapura dari KemenPAN-RB ini hangus.
“Tadi awalnya kita dorong (pemberkasan) seperti itu, semangat kita begitu. Tetapi, untuk melakukan tugas itu untuk beberapa hari ini jangan sampai kuota yang diberikan kepada kita berjumlah 1.000 itu hangus. Karena persoalan ini kita saling tarik-menarik, maka nya ibu putuskan untuk tempelkan saja nama-nama honorer yang lolos tersebut. Supaya yang lolos dan tidak lolos bisa sama-sama lihat pengumuman nama-nama yang sudah kita tempel hari ini untuk kita kawal,” paparnya.
“Sedangkan yang belum lolos itu bisa tertampung dalam tahapan selanjutnya yang berjumlah 183 orang,” pungkasnya. (Irf)