Paraparatv.id | Jayapura | Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara perihal namanya disebut soal isu jabatan wakil gubernur Papua.
Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia dikabarkan saat ini sedang lakukan kunjungan kerja di Kota Jayapura.
Dia lantas memberikan keterangan kepada publik lantaran namanya disebut-sebut oleh kuasa Hukum Lukas Enembe.
Bahlil mengakui hubungannya bersama Lukas Enembe selama ini seperti adik-kakak. Komunikasi antara keduanya, disebutkan Bahlil juga masih terjaga secara baik.
“Harus dipahami bahwa saya sama Pak Lukas itu sudah bersahabat puluhan tahun lalu,” Kata Bahlil dihadapan wartawan, usai menghadiri rangkaian acara dalam kunjungan kerjanya di STIE Port Numbay, Entrop, Kota Jayapura. Kamis (6/10)
“Hubungan saya sama Pak Lukas baik-baik aja. Dia panggil saya adik dan saya panggil dia kakak, jadi ngga ada masalah.” Timpalnya.
Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan tentang persoalan pemimpin kepala daerah di Papua yang sedang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini sudah menjadi tanggungjawab dan urusan masing-masing.
“Kalau ada persoalan masing-masing kan urusan masing-masing. Kita nggak bisa ikut campur dimasing-masing punya urusan.” Katanya.
Nama Bahlil sempat disebut oleh kuasa hukum Gubernur Lukas Enembe, Stefanus Roy Rening terkait pertemuan antara dua menteri bersama kliennya itu pada akhir tahun 2021.
Terkini, dalam keterangan resmi kuasa hukum Gubernur Lukas Enembe beberapa waktu lalu telah menyorot perhatian publik.
Pernyataan Stefanus Roy Rening seperti termuat pada beberapa media nasional, yakni terkait adanya pertemuan Gubernur Lukas Enembe bersama Menteri Tito Karnavian dan Menteri Bahlil pada akhir tahun 2021
Isi pertemuan itu, disebutkan Roy Rening membahas isu jabatan Wakil Gubernur Papua.
Menteri yang pernah ditampuk menjadi ketua HIPMI periode 2015-2019 itu hanya menampik lalu menyindir hal tersebut hanya imajinatif daripada kuasa hukum Lukas Enembe.
“Nggak ada persoalan lain. Kalau persoalan yang mau dikait-kaitkan dengan urusan wakil gubernur, saya bukan pengurus partai politik. Apa urusannya?” Ucap Bahlil.
“Pengacaranya aja yang terlalu over imajinasi. Menurut saya, imajinasinya terlalu tinggi.” Sindir Bahlil. *(Redaksi)
