Paraparatv.id | Jakarta | Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Teguh Santosa dan Ketua KPU RI, Hasyim Asy’ ari melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang kepemiluan.
Penandatanganan MoU tersebut berlangsung di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (1/8/2022) bertepatan dengan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). Penandatangan perjanjian kerja sama itu turut di saksikan pengurus daerah (Pengda) JMSI di seluruh Indonesia.
“Pada kesempatan tadi kita bersama-sama menyaksikan penandatangan MoU. Ini menjadi semacam kerjasama, kekerabatan kita KPU dengan teman-teman JMSI se Indonesia dalam rangka untuk sukses Pemilu dan Pilkada kita 2024,” kata ketua KPU Hasyim Asy’ ari usai menandatangani MoU.
Hasyim mengatakan, satu catatan yang penting untuk kita gelorakan bersama-sama kita promosikan bersama-sama.
Dikatakan, negara di dunia ini menganut demokrasi electoral terbesar, kalau melihat dari jumlah populasi dan jumlah pemilih peringkat pertama duna, India, peringkat kedua adalah Amerika Serikat dan ketiga adalah Indonesia.
Semoga kerja sama kita berjalan dengan baik, terutama untuk suksesnya Pemilu dan Pilkada 2024 yang Insyaallah menjadi tanggung jawab kita untuk memperkokoh demokrasi di Indonesia.
Hasyim menegaskan, Pers menjadi salah satu aktor penting dalam kehidupan dalam pengembangan demokrasi di sebuah negara dalam menjadi rujukan.
Sementara Ketua Umum JMSI Teguh Santosa berharap, MoU ini bisa turun ke level yang lebih operasional. Maksud dari MoU ini memang menjadi payung, karena pastilah media akan dilibatkan dalam proses pemilu.
“Kawan-kawan di daerah membutuhkan payung, membutuhkan pedoman, sehingga bisa melakukan aktivitas kepemiluan juga di daerah masing-masing,” pungkasnya.
Wakil Ketua Dewan Pers Agung Dharmajaya mengatakan, Pemilu dan Pilkada 2024 membutuhkan media yang sehat, suasana menjelang Pemilu Pilkada dan Pileg tentunya butuh media yang sehat, media yang baik dan benar.
“Karena, jangan sampai pada situasi menjelang Pemilu. Pilkada dan Pilpres, tumbuh banyak media malah menjadi gaduh,” tekannya.
Ini menjadi penting, suasana pemilu yang sudah di depan mata, mari kita dorong media yang benar dan baik, benar dalam pemberitaan, baik menyampaikan pemberitanya.
Terpenting kata, perlu adanya kompetensi teman-teman wartawan, karena kita belajar banyak ketika teman-teman menulis jurnalis, dia tidak paham juga apa yang namanya DPT, kemudian perhitungan suara dari mulai TPS sampai ke kelurahan, kecamatan sampai tabulasi ketingkat nasional,” tutup dia.(Redaksi)