Paraparatv.id | Jayapura | Dina Ludia Marwa perempuan asal Kabupaten Sarmi berhasil mengharumkan nama Papua melalui ajang pemilihan Puteri Indonesia Tahun 2022.
Jalan panjang harus dilalui Dina hingga dapat sampai ke panggung pemilihan Puteri Indonesia. Banyak Hal yang telah dilalui, hingga berhasil membuktikan sekaligus mengajak perempuan Papua untuk berani atas apapun yang perlu diperjuangkan.
Dina mewakili Papua I (satu) berhasil meraih penghargaan Top 3 Kostum Tradisional Terbaik Puteri Indonesia 2022. Dari total 44 finalis seluruh Indonesia.
Dina kini berusia 25 tahun, merupakan lulusan Universitas Cenderawasih (Uncen), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tahun 2018 dan saat ini bekerja menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai Analis Pajak di Dinas Badan Pendapatan Daerah, Kabupaten Sarmi.
Sementara itu, Salomina Gobay salah satu anak muda Papua yang tergabung dalam tim kerja Puteri Indonesia Papua I menceritakan jalan panjang bagaimana Dina sampai ke ajang kecantikan paling bergengsi di Indonesia tersebut.
Berawal dari tim kerja pertama yang mendukung Dina di pentas pemilihan Duta tingkat daerah dan berproses di kegiatan lainnya. Selanjutnya Salomina Gobay, Patricia Mokay, dan Amanda Hanaria turut mendukung Dina di tengah perjalanannya menuju pemilihan Puteri In
Sambil mengenang kembali perjalanan Dina. Menurut Salomina dan beberapa kawannya tak lagi mendengar kabar Dina dalam 2 bulan terakhir persiapannya.
Melalui informasi, didapati Dina telah mengundurkan diri secara lisan tepat di hari Kartini, Kamis 21 Arpil 2022 dikarenakan kendala masalah ekonomi.
Tentu, keikutsertaannya di ajang Puteri Indonesia membutuhkan finansial yang tidak sedikit dan dukungan penuh pemerintah serta masyarakat.
“Setelah mendengar kabar tersebut, saya dan beberapa teman sempat kumpul membahas bagaimana kami dapat bantu. Itu kurang dari 1 Minggu Dina sudah harus ada di Jakarta sebelum tanggal 3 Mei, jadi kami kerja ekstra selama 5 hari,” ujar Salo saat di temui di salah satu Cafe di Abepura, Minggu 29 Mei 2022.
Hal pertama yang dilakukan adalah mengunjungi Dina secara langsung di rumahnya di Sentani mengingat kondisinya yang terpukul. Salo dan sahabatnya saat bertemu Dina mencoba membangkitkan semangatnya mengikuti ajang tersebut.
“Kami bangkitkan lagi semangatnya meski tidak menjanjikan memberikan bantuan dana tetapi dengan berjejaring mencarikan dukungan. Dina akhirnya kembali yakin dan bersemangat mengikuti pemilihan Puteri Indonesia,” katanya.
Dikatakan bahwa selama 5 hari bekerja persiapan keberangkatan Dina, tidak sedikit orang yang ikut memberikan bantuan. Bantuan datang sampai Dina dapat mengikuti malam Grand Final, Sabtu 21 Mei 2022.
“Dina ini awalnya tidak mulus jalannya, tapi akhirnya Tuhan buat semua itu indah pada waktunya. Dia bisa tampil dengan sangat memukau, dia juga dibantu oleh disainer ternama Intan Avantie, terus dibantu oleh beberapa desainer lainnya dan itu semua gratis,” katanya.
Dijelaskan bahwa sebanyak 14 gaun yang digunakan Dina merupakan bantuan. Semua proses pemotretan juga dibantu, sehingga Dina hanya fokus mengikuti semua proses karantina.
Salo menyampaikan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu Dina. Diungkapkannya, dukungan awal datang langsung dari masyarakat Sarmi dengan ikut memberikan bantuan dana.
Dikarenakan bersamaan dengan proses pergantian kepemimpinan pemerintahan di Kabupaten Sarmi, Dina kesulitan melakukan audiensi menyampaikan keinginannya mengikuti Puteri Indonesia.
“Sumbangan pertama kami ingat sekali itu dari masyarakat Sarmi, penggalangan dana dilakukan untuk Dina,” ungkapnya.
Salo dan timnya juga sempat bertemu dengan pemerintah Kabupaten Jayapura. Mereka disambut dan diberikan dukungan oleh Sekretaris Daerah, Hanna Hikoyabe.
Melalui komunikasi, Salo dan tim akhirnya kembali ke Sarmi bertemu Kepala Badan Keuangan Kabupaten Sarmi dan mendapatkan dukungan penuh.
Selain itu, bantuan juga datang dari Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua, Yansen Tinal. Senior alumni Uncen seperti pengacara kondang Pieter Ell, Suryani Yigibalom dan beberapa anak muda Papua lainnya.
“Banyak dukungan datang secara langsung mulai dari seniornya di Duta Genre, Putra Putri Pariwisata. Dalam bentuk lain seperti outfitnya selama proses karantina secara gratis, perhiasan anting, sirkamnya di kepala itu bantu oleh UMKM Papua, belum lagi bantuan secara pribadi dari banyak orang baik. Semua anak muda Papua terlibat membantunya,” jelasnya.
Kata Salo, sesama perempuan Papua harus saling mendukung dalam membangun tanah Papua.
Ia berharap, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua dan Pemerintah Daerah (Pemda) harus dapat mendukung perempuan Papua untuk terus berkarya dan maju.
“Ajang-ajang seperti ini harus didukung, karena ini representasi perempuan Papua yang dibawa. Bagaimana perempuan Papua dapat bersaing dengan Provinsi lain. Orang baik di luar sana saja saling bantu, masa kami sesama Papua tidak saling bantu,” tandasnya.
Dina Ludia Marwa, perempuan asal kota ombak Sarmi menggerakkan para perempuan Papua untuk berani tampil meraih mimpi untuk masa depan yang lebih baik. (KW/GR)