Paraparatv.id | Jayapura | Pemerintah Provinsi Papua mengadakan pertemuan dengan pimpinan-pimpinan redaksi di Papua, bertempat di Ruang Rapat Kominfo Jayapura, Dengan Topik “Sinergi komunikasi pemerintah daerah dan media untuk membangun papua lebih baik”. Selasa (12/4/2022).
Hadir sebagai narasumber Pertama Asisten Bidang Pembangunan dan Kesejahteraan Sekda Provinsi Papua, Muhammad Musa’ad dan Juru Bicara Gubernur Papua Muhammad Rivai Darus.
Juru Bicara Gubernur Papua M. Rifai Darus melalui Zoom memberikan materi “Media hari ini mengalami banyak penurunan misalnya sepuluh tahun terakhir 50% kemudian televisi mengalami penurunan sekitar 24% dan radio 19% mengapa hal ini terjadi karena memasuki era diskusi yaitu gangguan yang mengakibatkan industri tidak berjalan seperti biasa karena kemunculan competitor baru, umumnya terhadap penemuan teknologi yang mengakibatkan pemain bisnis lama harus memikirkan ulang strategi berhadapan dengan era baru atau disebut dengan media online.
“Disrupsi media dan tehnologi memiliki penyakit baru yang kita sering dengar istilahnya hoax atau penyebaran berita bohong, Penyebaran berita hoax di Papua saat ini tidak lagi hanya soal keamanan dan kedaulatan saja melainkan sebuah tuduhan palsu terhadap Gubernur Papua Lukas Enembe, yang mencontohkan berita hoax yang muncul pada bulan April 2022 yang mengatakan kondisi kesehatan Gubernur Papua Lukas Enembe sedang sakit parah”, ujar Rifai.
“Semalam gubernur sedang bertemu dengan anggota DPR Papua yang akan menyerahkan aspirasi masyarakat tentang pemekaran”, jelasnya
Dijelaskan bulan maret dan februari 2022 muncul informasi beberapa hoax, Tim kami ikuti terus berita berita hoax yang muncul mengenai bapak gubernur, dan siap mengklarifikasi dengan memberikan informasi yang sebenarnya.
“Saya percaya hanya teman teman jurnalis yang dapat dipercaya dalam menyampaikan informasi yang positif tentang segala macam hal”. ujar Rifai.
Asisten Bidang Pembangunan dan Kesejahteraan Sekda Provinsi Papua, Muhammad Musa’ad mengatakan Pemerintah Provinsi Papua sudah berkolabirasi dengan media dalam menyampaikan informasi tetapi masih perlu terus ditingkatkan.
“Jujur saja masih harus ditingkatkan lagi, karena ternyata masih banyak berita hoaks yang menguasai dan bisa mempengaruhi perilaku serta tindakan dari masyarakat di Papua, meski sulit membendung berita hoax, semua pihak tak boleh kalah dengan informasi miring yang tidak berdasarkan fakta dan kaidah kaidah atau norma norma yang seharusnya, jadi kebenaran tidak boleh kalah dengan ketidakbenaran, kebenaran itu jadi penting dan kita semua harus menyuarakan kebenaran,” ujarnya.
“Semoga setelah pertemuan ini, kami terus menjalin sinergitas dengan media massa agar terus dikembangkan untuk menghalangi semakin berkembangnya adanya berita berita informasi informasi yang tidak berdasarkan fakta dan data terkait dengan pembangunan papua” tutupnya (SIL/JT)