Paraparatv.id | Keerom | Menyikapi tingginya kebutuhan oksigen di Tanah Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom dan Kota Jayapura. Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fakhiri tinjau aktifitas serta produksi oksigen di pabrik oksigen milik PT Indo Gas Papua di Kampung Jaifuri, Kabupaten Keerom.
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fakhiri menguraikan dari hasil tinjauan yang dilakukannya, oksigen cukup tersedia untuk Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Permasalahan yang ada saat ini, kata Kapolda, pabrik oksigen yang ada di Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom dapat produksi oksigen sebanyak 200 tabung, sementara permintaan lebih dari angka tersebut.
“Sehari-harinya di produksi 200, meningkatnya pasien sehingga permintaan mencapai 500 tabung ke produsen, jadi over kapasitas,” Kapolda saat berkunjung ke pabrik oksigen milik PT Indo Gas Papua, Rabu (21/07/2021).
Dengan adanya hal ini, pihaknya meminta untuk duduk bersama dengan seluruh pimpinan rumah sakit, Satgas Covid-19, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua untuk mencari jalan keluar soal pendistribusian oksigen tersebut.
“Duduk bersama agar bisa di atur pendistribusikan dengan baik, khususnya di Kabupaten Jayapura, Keerom dan Kota Jayapura,” dikatakan Kapolda.
Pihaknya telah memerintahkan ke jajaran Polres Keerom dan Kota Jayapura, dua lokasi pabrik di wilayah polres tersebut, kedepan komunikasi terus terbangun antara polres dengan pabrik oksigen yang ada. “Kalau butuh bantuan pengamanan, kami bantu pengamanan. Sehingga alur distribusi tak terganggu,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Kenan Sipayung selaku Humas perusahaan PT Indo Gas Papua mengaku pihaknya memproduksi oksigen sudah semaksimal mungkin sesuai dengan kekuatan produksi dari mesin yang dimilikinya. Pabrik yang terletak di Kampung Jaifuri, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom ini memproduksi perhari rata-rata 180-200 tabung per hari.
“Sementara kebutuhan rumah sakit yang ada di Jayapura dan sekitarnya itu kurang lebih 400-500 tabung per hari. Jadi sudah sebulan ini, karyawan kami bergantian kerja siang malam, mesin tak pernah berhenti, kami berdoa mesin tetap baik, agr suplai oksigen terus berjalan,” kata Payung sapaan akrabnya.
Sejak pandemik Covid-19 di Indonesia, khusus di Tanah Papua, pihaknya tetap jual sesuai harga biasa, tak ada niat menaikkan harga untuk mengambil untung di tengah-tengah wabah yang dirasakan seluruh Dunia. “Tugas kami memproduksi memang ada bisnis, tapi bagaimana bisa menolong orang yang membutuhkan oksigen,” dikatakan Payung.
Dirinya meminta kepada seluruh masyarakat yang dirawat di rumah sakit maupun perorangan yang gunakan oksigen, agar dipergunakan secukupnya jangan boros, sehingga semua bisa terlayani. “Soal pembagian oksigen, mungkin nanti ada gugus tugas yang memantau. Supaya taka da yang lebih dan kurang,” ujarnya.
Pihaknya berharap, Dinas Kesehatan (Dinkes) Papua bisa bijak mengontrol kebutuhan oksigen yang ada di Jayapura sekitarnya. Namun, ia tak menampik ada empat rumah sakit yang telah kontrak kerja sama sebelum hal ini terjadi yakni Rumah Sakit (RS) Marthen Indey, RS Dian Harapan, RS Bhayangkara dan RS Provita.
“Target perhari 200 tabung, jika listrik menyala, harapan kami semoga PLN juga melihat situasi ini. Terlepas dari itu semua mari kita berkordinasi secara konsisten. dan pembagian ke rumah sakit tetap kami lakukan, terlepas dari yang sudah bekerjasama dengan kami,” kata Payung.
Kebutuhan oksigen di Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura semakin meningkat pasca masuknya varian baru Covid-19 di Tanah Papua beberapa minggu lalu. Tak hanya itu, hampir seluruh rumah sakit mulai penuh dengan pasien bergejala hingga positif Covid-19. (Tim Paraparatv)