Example floating
Advetorial

Jurnalisme di Era AI, Tantangan Baru bagi Para Pewarta Papua

58
×

Jurnalisme di Era AI, Tantangan Baru bagi Para Pewarta Papua

Sebarkan artikel ini

Paraparatv.id | Jayapura | Dunia media terus berubah seiring pesatnya perkembangan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI). Menyadari hal itu, sebanyak 33 jurnalis dari Jayapura mendapatkan pembekalan khusus mengenai tantangan dan peluang jurnalisme di era Click, Swipe, dan Scroll.

Kegiatan pelatihan ini digelar Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Papua di Jakarta pada Kamis (9/10/2025), sebagai bagian dari program Capacity Building Jurnalis Papua untuk memperkuat kompetensi insan pers di Tanah Papua.

Sesi pembekalan menghadirkan Angga Aliya Firdaus, Redaktur Detikcom, sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, Angga menyoroti perubahan besar dalam ekosistem media modern, di mana kendali pemberitaan kini tidak lagi sepenuhnya berada di tangan redaksi, melainkan sangat dipengaruhi oleh perilaku audiens di platform digital.

“Dulu media memberi tahu, sekarang audiens yang memilih,” ujar Angga di hadapan para peserta.

Angga menjelaskan, ekosistem media kini bergerak dari sistem editor-driven menuju audience-driven, di mana algoritma media sosial ikut menentukan berita apa yang dilihat pembaca. Kondisi ini menuntut jurnalis untuk memahami data, perilaku audiens, serta menguasai berbagai platform digital.

“Penting bagi redaksi untuk berintegrasi lintas platform, agar jurnalis mampu menyajikan berita dalam berbagai format — mulai dari teks, visual, hingga video pendek seperti TikTok dan YouTube Shorts,” jelasnya.

Ia menambahkan, saat ini kekuatan tidak hanya terletak pada judul berita (headline), tetapi pada waktu dan cara berita itu muncul di linimasa pembaca.

“Sekarang bukan hanya headline yang kuat, tapi timeline yang berkuasa,” tambah Angga.

Pada sesi berikutnya, Angga memaparkan bagaimana teknologi Open Source Intelligence (OSINT) dan Artificial Intelligence (AI) dapat menjadi alat bantu penting bagi jurnalis, terutama dalam proses verifikasi data, investigasi, dan pencegahan disinformasi.

Namun, ia menegaskan bahwa penerapan AI dalam jurnalistik harus disertai etika dan tanggung jawab profesi. Jurnalis, kata Angga, tetap menjadi penentu kebenaran.

“AI memang bisa mempercepat kerja redaksi, tapi kualitas jurnalisme manusia tidak tergantikan. Jurnalis harus tetap menjaga kebenaran, transparansi, akuntabilitas, serta privasi data,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Papua dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas jurnalis Papua agar mampu beradaptasi dengan perubahan lanskap media dan berperan aktif meningkatkan literasi ekonomi masyarakat.

“Kami berharap rekan-rekan jurnalis semakin memahami tantangan dunia digital dan dapat menyampaikan informasi ekonomi secara akurat dan bertanggung jawab,” ujarnya.(VN)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *