Oleh : Michael Walker
Paraparatv.id | Jayapura | Program transmigrasi adalah kebijakan pemerintah Indonesia yang dirancang untuk mengatasi tantangan pembangunan, ketimpangan kependudukan, dan kemiskinan di berbagai wilayah. Transmigrasi ke Papua tidak bertujuan untuk menguasai atau menggantikan penduduk asli secara permanen, tetapi untuk meratakan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk masyarakat Papua sendiri. Kebijakan ini lebih tepat dipandang sebagai inisiatif pembangunan nasional yang menyasar pemerataan ekonomi di seluruh wilayah, termasuk kawasan yang secara historis kurang berkembang seperti Papua.
Transmigrasi Bukan Settler Colonialism
Meskipun beberapa karakteristik transmigrasi dapat disalahartikan sebagai upaya kolonialisme pemukiman, terdapat perbedaan mendasar yang menunjukkan bahwa transmigrasi bukanlah settler colonialism:
Tidak Bertujuan Menggantikan Penduduk Asli
Settler colonialism menargetkan penggantian penduduk asli dengan masyarakat pendatang. Namun, dalam kebijakan transmigrasi, tujuan utamanya adalah untuk berbagi sumber daya, meningkatkan infrastruktur, dan memberikan peluang ekonomi bagi semua masyarakat, baik pendatang maupun penduduk asli. Kebijakan ini tidak bermaksud menggantikan penduduk asli Papua, melainkan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan harmonis.
Fokus pada Peningkatan Ekonomi dan Infrastruktur
Program transmigrasi dirancang untuk memberikan akses lebih baik terhadap sumber daya seperti lahan pertanian, pendidikan, dan pelayanan kesehatan yang sebelumnya tidak merata. Infrastruktur yang dibangun dalam program transmigrasi, seperti jalan, sekolah, dan fasilitas kesehatan, bermanfaat bagi seluruh warga, termasuk masyarakat asli Papua.
Pemberdayaan dan Partisipasi Penduduk Asli
Dalam pelaksanaan transmigrasi, upaya untuk melibatkan dan memberdayakan masyarakat Papua dilakukan melalui pelatihan, lapangan kerja, dan program-program kemitraan. Banyak penduduk asli Papua yang mendapatkan manfaat dari peluang ekonomi yang diciptakan oleh program ini, sehingga transmigrasi bukan hanya untuk pendatang tetapi juga memperhatikan kesejahteraan penduduk asli.
Perbedaan Transmigrasi dengan Settler Colonialism
Settler Colonialism Merampas, Transmigrasi Mengembangkan
Settler colonialism umumnya berfokus pada perampasan tanah dan sumber daya demi kepentingan kelompok pendatang, tetapi transmigrasi justru didasarkan pada pengembangan lahan yang belum produktif dengan tujuan pemerataan kesejahteraan. Tanah yang digunakan untuk transmigrasi biasanya lahan yang sudah dialokasikan oleh negara dan bukan tanah adat milik masyarakat Papua.
Berkolaborasi Bukan Mengganti Identitas
Transmigrasi tidak dimaksudkan untuk meminggirkan atau menghapus identitas Papua, tetapi sebaliknya, memberi kesempatan bagi kolaborasi budaya. Banyak transmigran yang belajar dari kearifan lokal Papua, sementara masyarakat Papua mendapat kesempatan untuk mengenal keragaman budaya nusantara, yang memperkaya dan memperkuat identitas nasional.
Narasi “Tanah Kosong” Tidak Relevan
Tidak ada narasi bahwa Papua adalah “tanah kosong” dalam kebijakan transmigrasi modern. Wilayah Papua diakui kaya dengan budaya dan sumber daya, dan kebijakan transmigrasi menghormati kepemilikan tanah adat serta melibatkan penduduk asli dalam pembangunan. Transmigrasi di era sekarang berupaya menghindari konflik melalui dialog dan kerja sama antara pemerintah, penduduk asli, dan komunitas pendatang.
Dampak Positif Transmigrasi di Papua
- Peningkatan Layanan Publik dan Infrastruktur
Kehadiran transmigran sering kali mendorong pemerintah untuk membangun infrastruktur yang lebih memadai, seperti jalan, sekolah, rumah sakit, dan pasar. Infrastruktur ini pada akhirnya meningkatkan (*)