Gabus, Upaya Pengentasan Buta Aksara di Kabupaten Jayapura
Gerakan Baca Tulis atau yang lebih dikenal dengan nama Gabus merupakan salah satu program dari Polres Jayapura untuk membantu pemerintah mengentaskan buta aksara
Catatan : Ari Bagus Poernomo
USAI menceritakan dongeng Kancil, Harimau dan Kerbau, Kasat Binmas Polres Jayapura, Iptu Made Ambo Arjana memberikan sejumlah nasihat kepada sekitar 15 anak usia sekolah dan 2 orang ibu yang mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan di kediaman milik Iras Agustina Felle di Kampung Komba, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.
Ada beberapa nasihat yang diberikan kepada peserta didiknya itu. Salah satunya adalah betapa pentingnya pendidikan bagi anak-anak.
“Karena kalau kalian sudah pintar kalian bisa menggapai cita-cita kalian, kalau ada yang mau jadi pilot atau tentara atau jadi dokter itu bisa saja. Yang penting harus belajar” kata Kasat Binmas kepada para peseta didiknya.
Selain itu, kepada kedua ibu yang mengikuti proses belajar-mengajar yang di tempat itu ia menyampaikan bahwa sangat penting seorang ibu paham akan literasi.
“Karena kalau ibu-ibu bisa membaca dan menulis pastinya ibu-ibu juga akan bisa mengajarkan kepada anak-anaknya bagaimana membaca dan menulis. Selain itu kalau ibu-ibu sudah paham akan membaca dan menulis maka ibu-ibu juga akan mudah dalam beraktifitas” ucap Ambo.
Ditemui usai memberikan materi pembelajaran kepada peserta didiknya. Iptu Made Ambo Arjana mengungkapkan bahwa apa yang tengah dilakukan oleh pihak kepolisian ini merupakan kepedulian anggota Bhabinkamtibmas yang bertugas di Kota Sentani.
Kata Ambo, program Gabus yang dilaksanakan di Kampung Komba itu merupakan Kolaborasi antara anggotanya dengan Iras Agustina Felle yang merupakan seorang guru Agama di SD Negeri Komba.
“Ini membuktikan bahwa yang peduli akan pendidikan di Kabupaten Jayapura bukan hanya satu institusi saja” terang Ambo.
Ambo menjelaskan bahwa, program Polisi mengajar khususnya di Papua ini bukanlah yang pertama kali.
Kata Ambo, sewaktu Kapolda Papua dijabat Oleh Paulus Waterpauw program yang sama pernah dijalankan hanya saja berbeda nama.
“Kalau yang dulu itu nama programnya Polisi Pi Ajar. Yang kita jalankan ini sebenarnya sama saja hanya beda nama” terang Ambo.
Lebih jauh dijelaskan Iptu Made Ambo Kamtibmas di suatu daerah ada hubungannya dengan literasi ataupun pendidikan.
Jika orang sudah banyak bergaul maka orang itu akan banyak mendapatkan masukan dari pergaulannya itu. Selain itu ilmu juga didapat.
“Sehingga pertimbangannya lebih logis. Keilmuannya juga pasti lebih bagus kira-kira seperti itu”
Belajar Sambil Bermain Metode yang Tepat
Iptu Made Ambo kembali menjelaskan untuk menjalankan program Gabus ini metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah Belajar Sambil Bermain.
Metode ini dianggap ampuh karena menurut Ambo duniaa anak adalah dunia bermain.
Sehingga hal ini yang selalu dia berpesan kepada anggota Bhabinkamtibmas yang menjalan Program Gabus Polri ini dapat menerapkan metode ini.
“Dunia anak adalah dunia bermain. Sehingga kita sebagai orang dewasa tidak bisa mempertahan kan ego kita, kita yang harus mengalah untuk bisa masuk ke dunia anak-anak ini dengan membawa pesan-pesan yang ingin kita sampaikan”
“Melalui game tradisional dan lagu, jangan kira lagu itu tidak punya nilai pendidikannya. Justru dari lagu itu yang bisa memberikan edukasi kepada anak-anak” terang Ambo.
Selain itu ada juga dongen. Sama halnya dengan lagu dari dongeng banyak pesan yang dapat disampaikan kepada anak-anak.
“Bahkan dongen itu juga bisa tinggal di hati mereka karena anak-anak mersa kisa yang diceritakan sangat berkesan” tambahnya.
Selain untuk memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Program Gabus ini memiliki tujuan lain yakni menyelamatkan setiap masyarakat dari tindak pelanggaran keamanan.
Iras Agustina Felle yang ditemui memberikan apresiasi tertingginya kepada pihak kepolisian yang telah membantu dirinya dalam menjalankan rumah belajar yang ia bangun itu.
Rumah Belajar yang di bangun oleh Iras ini sudah berdiri sejak tahun 2019 lalu. Saat itu dia hanya mengajar sendiri.
Tetapi pada beberapa tahun kemudian dirinya dibantu oleh pihak kepolisian untuk menjalankan rumah belajar tersebut.
“Saya sendiri secara pribadi mengucapkan terima kasih banyak kepada anggota Bhabinkamtibmas yang selama ini sudah membantu saya dalam menjalankan rumah belajar ini”
“Selain membantu untuk mengajar, anggota Bhabinkamtibmas juga sering membawa buku dan peralatan tulis untuk anak-anak disini sehingga saya merasa terbantu dan anak-anak juga sangat senang bisa diajari oleh Polisi. Karena ada beberapa yang bercita-cita ingin jadi Polisi” singkatnya.
Ditempat yang sama, Jhon Arnold Yewi, mahasiswa Fisip Uncen Jayapura mengatakan bahwa program Gabus yang saat ini dijalankan Polres Jayapura sangatlah baik.
“Sangat baik sekali kaka, dari hasil penelitian ini nantinya akan kita publikasikan di website kami dalam bentuk artikel dam video” ucapnya.
Arnold juga berharap sekiranya hal yang baik ini dapat diikuti oleh Polres di lain yang ada di bawah naungan Polda Papua. (***)