Example floating
Example floating
BERITAKesehatan

RSUD Yowari Disoroti Aktivis, dr. Petronella : Informasi di Medos Tidak Akan Kami Tanggapi

714
×

RSUD Yowari Disoroti Aktivis, dr. Petronella : Informasi di Medos Tidak Akan Kami Tanggapi

Sebarkan artikel ini
Dirut RSUD Yowari, dr. Petronella M. Risamasu
Example 468x60
Parapatatv.id | Sentani | Aktivis Provinsi Papua, Husni Difinubun belum lama ini mengkritisi Rumah Sakit Yowari, Kabupaten Jayapura atas meningkatnya angka kematian di Rumah Sakit tersebut.
Husni menyebut bahwa setiap hari dirinya mendapatkan informasi bahwa ada 1-2 orang yang meninggal di Rumah Sakit Yowari.
“Ini saya tunjukan ya di grup keluarga saja setiap hari saya dapat laporan bahwa ada yang meninggal, saat di rawat di rumah sakit. kinerja rumah sakit ini bagaimana” kata Husni saat di temui di Kompleks Perkantoran Bupati Jayapura, Rabu (30/8).
Sebelumnya pada hari Senin (29/08) Husni Difinubun dalam unggahannya di media sosial juga mempertanyakan apa yang menjadi penyebab meningkatnya angka kematian di Rumah Sakit Yowari.
Selain mempertanyakan itu, dalam unggahannya itu Husni juga mempertanyakan kinerja BLUD yang ada di Rumah Sakit Yowari.
Yang menurutnya bekerja tidak maksimal terlebih khusus dalam pengolahan anggaran.
“Kita bisa lihat saja kalau ada pasien yang masih harus menebus obat di apotek luar” ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Dirut RSUD Yowari, dr. Petronella M. Risamasu menegaskan bahwa angka kematian RSUD Yowari dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) merupakan dua hal yang berbeda.
dr. Petronella menyebut bahwa terkait dengan angka kematian yang menurut aktivis Papua meningkat di Rumah Sakit yang ia pimpin ada banyak hal yang mempengaruhinya atau multi faktor.
“Kalau pertanyaan tentang BLUD itu tidak ada kaitannya. karena itu terkait dengan tata kelola keuangan kalau bicara terkait BLUD. Sementara soal kematian itu terkait dengan tata kelola klinis” ungkap dr. Petronella.
Dijelaskannya ada dua indikator untuk yang digunakan untuk menghitung tingginya angka kematian di suatu rumah sakit.
Yakni, lebih dari 48 jam masuk dan meninggal atau kurang dari 48 jam pasien masuk rumah sakit dan meninggal.
Kalau kurang dari 48 jam kata dia itu juga multi faktor. “Biasa terlambat merujuk oleh beberapa macam faktor, kemudian terlambat mengambil keputusan untuk merujuk. atau juga karena kasusnya yang sudah lanjut sehingga ketika masuk dan belum sempat ditangani pasien sudah meninggal” ucapnya.
Lebih jauh dijelaskan, kalau pasien meninggal lebih dari 48 jam setelah dibawa ke rumah sakit, pastinya petugas sudah melakukan upaya lebih untuk mengatasi apa yang menjadi keluhan dari pasien.
Rumah Sakit Yowari sendiri memiliki sistem audit klinis yang selalu digunakan untuk memperbaiki sistem pelayanan. Untuk angka kematian menurut data terakhir yakni data tahun 2022 berada di angka 30/1000.
“Artinya, angka itu masih sesuai dengan angka yang dipersyaratkan oleh Kementerian Kesehatan” ucapnya.
dr. Petronella menyebut angka itu menurun jika dibandingkan dengan data tahun 2020 dan 2021.
“Untuk angka kematian di data tahun 2021 itu lebih tinggi dibanding tahun 2022. karena saat itu kita dilanda Pandemi Covid-19 sehingga angka kematian di rumah sakit cukup tinggi” ucapnya.
dr. Petronela juga menyampaikan terima kasih atas kritikan yang disampaikan oleh para aktivis. Dirinya juga menuturkan, semua kritikan yang disampaikan oleh para aktvisis adalah hal yang baik agar pihaknya dapat memperbaiki kinerja.
“Untuk bisa dapat data terkait semua pelayanan di Rumah Sakit masyarakat bisa datang dan mengambilnya langsung di rumah sakit, jangan bersuara di media sosial saja. karena kami siap memberikan data yang lengkap terkait semua pelayanan yang adai di rumah sakit” pungkasnya. (arie)
Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *