Paraparatv.id | Jayapura | Pemerintah kota Jayapura bersama BKKBN Provinsi Papua terus mendorong kolaborasi penanganan stunting bersama seluruh pihak yang digelar melalui Forum Koordinasi Stunting Kota Jayapura, Selasa 29 Agustus 2023.
Hal itu ditegaskan Penjabat Walikota jayapurayang di wakili Penjabat sekda kota jayapura Robby Kepas Awi dalam arahan pada acara pembukaan forum kordinasi stunting kota jayapura.
Robby Kepas Awi menegaskan pentingnya kerjasama lintas sektor dalam mengatasi permasalahan stunting di kota Jayapura, stunting bukanlah masalah yang dapat diselesaikan oleh satu sektor saja tetapi memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak termasuk pemerintah daerah lembaga kesehatan pendidikan, pertanian serta masyarakat secara keseluruhan .
“ forum ini adalah langkah konkrit dalam memperkuat koordinasi intensif dan efektif antara sektor guna mencapai target percepatan penurunan stunting di kota jayapura,” tegas Robby Kepas Awi, Selasa (29/9).
Selain itu, Pj Sekda juga mengharapkan adanya evaluasi berkala terhadap program-program yang telah dilakukan
“karena evaluasi berkala dapat membantu kita untuk mengukur sejauh mana capaian kita mengidentifikasi kendala-kendala yang mungkin muncul dan menemukan solusi yang tepat ,”
“mari kita tingkatkan sinergi antara sektor dalam merancang strategi yang lebih baik serta mengidentifikasi peluang-peluang baru dalam upaya pencegahan dan penurunan statis sebagai walikota jayapura komitmen saya untuk mengatasi masalah stunting” tambah robby.
Sementara itu, Kepala BKKBN Provinsi Papua yang diwakili Plh Sekretaris BKKBN provinsi Papua Wadip Sakiki menegaskan prevalensi stunting kota jayapura mengalami penurunan dari tahun 2021 ke tahun 2022 angka prevalensi stunting kota jayapura di tahun 2021 adalah 22,9% sedangkan di tahun 2022 turun menjadi 20,6% data kita ambil dari data ssgi tahun 2001-2022 data tersebut menunjukkan hal yang positif dalam upaya penurunan stunting di kota jayapura
Namun Wadip menjelaskan permasalahan stunting mempunyai dampak yang sangat merugikan baik dari segi kesehatan maupun dari segi produktivitas ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang saat ini satu dari lima balita indonesia tergolong stunting atau sekitar 21,6% data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 .
“petubuhan gizi pada balita stunting dan calon pengantin merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mencegah terjadinya stunting dan mengoreksi balita stunting,”ungkap Wadip.
Dikatakan, angka prevalensi stunting provinsi Papua justru mengalami kenaikan yaitu dari 29,5% di tahun 2021 naik menjadi 34,6% di tahun 2022 hal tersebut menunjukkan bahwa diperlukan berbagai upaya akselerasi untuk dapat menurunkan angka stunting provinsi Papua.
Selain itu, diungkapkan angka prevalensi stunting di kota Jayapura mengalami penurunan dari tahun 2021 hingga 2022.
“perlu di syukuri bahwa prevalensi stunting kota jayapura mengalami penurunan dari tahun 2021 ke tahun 2022 angka prevalensi stunting kota jayapura di tahun 2021 adalah 22,9% sedangkan di tahun 2022 turun menjadi 20,6% data kita ambil dari data ssgi tahun 2001-2022 ,”tutup Wadip. (redaksi)