Paraparatv.id |Jayapura| Selain untuk mendukung United Liberation Movement For West Papua (ULMWP) masuk sebagai anggota penuh dari Melanesian Sperhead Group (MSG) dan juga meminta agar para Tahanan Politik (Tapol) Papua untuk dibebaskan, aksi demo damai yang dilaksanakan oleh simpatisan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) juga meminta agar New York Agreement dapat ditinjau kembali.
Dalam aksi demo damai yang dilaksanakan di Padang Bulan, Abepura, Kota Jayapura, Selasa (15/08) beberapa orator meminta PBB untuk mengkaji kembali New York Agreement yang dilakukan melalui United Nasional Temporary Executive Authority (UNTEA) pada tanggal 1 Mei 1963.
Salah satu orator yang ikut dalam aksi damai tersebut menyebut bahwa apa yang dihasilkan dalam New York Agreement adalah ilegal.
Karena menurutnya apa yang tertuang dalam perjanjian itu tidak melibatkan orang asli Papua pada masa itu.
“PBB sebagai lembaga besar dunia harus meninjau kembali perjanjian itu, New York Agreement itu ilegal” ucapnya.
Diungkapkannya, New York Agreement adalah langkah yang diambil untuk kepentingan Indonesia, Belanda dan juga Amerika Serikat.
Lebih jauh dikatakannya, New York Agreement adalah awal dari penindasan yang terjadi kepada seluruh bangsa Papua.
“Karena itu, kami minta PBB untuk tinjau kembali perjanjian itu. Kita gelar aksi ini sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Kita akan serukan supaya semua orang Papua yang ada di rumah untuk turun ke jalan” pungkasnya.
Aksi demo damai yang dilaksanakan oleh para simpatisan KNPB ini dijaga ketat oleh aparat kepolisian resor Jayapura Kota. (Arie)
