Paraparatv.id |Sentani| Kepolisian Resor Jayapura saat ini tengah berupaya membantu pemerintah daerah setempat untuk mengangkat kembali kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat adat yang ada di Kabupaten Jayapura.
Kapolres Jayapura, AKBP Frederikus Macklarimboen saat ditemui di Pantau Khalkote menyebut, ini menjadi inisiatif pihaknya lantaran saat ini tradisi masyarakat adat Sentani dan beberapa suku lainnya yang ada di Kabupaten Jayapura semakin hari semakin tergerus oleh perkembangan jaman.
“Kita memulai dengan hal-hal yang kecil terlebih dahulu, seperti kemarin kita laksanakan Festival Colo Sagu yang di gelar di jalan bandara” kata Kapolres kepada parapatatv.id, Selasa (04/07).
Colo Sagu atau mencelupkan sagu kedalaman minuman hangat yang kemudian di konsumsi ini merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan masyarakat adat Papua khususnya masyarakat adat Sentani di masa lampau.
Kebiasaan ini sering dilakukan saat waktu senggang dan santai bersama keluarga ataupun kerabat.
Kapolres menambahkan, ada beberapa alasan kenapa pihaknya menggelar Festival Colo Sagu.
Salah satunya adalah dalam rangka memperingati hari Sagu, yang ditetapkan pada tanggal 21 Juni dan juga dalam rangka HUT Bhayangkara.
“Alasan kita mengambil sagu adalah untuk mengangkat kearifan lokal. Kenapa sagu, karena sagu bakar yang dahulu sering dikonsumsi masyarakat adat Sentani saat ini mulai ditinggalkan oleh generasi muda” ucapnya.
Hal ini dilakukan pihaknya agar seluruh masyarakat adat Sentani dan sekitarnya bisa kembali pada jati dirinya dan juga sebagai kampanye untuk mengkonsumsi sagu.
Kapolres mengungkapkan, Festival Colo Sagu dan Festival Danau Sentani (FDS) tahun ini memiliki tujuan yang sama.
Jika Festival Colo Sagu yang digelar oleh Polres Jayapura untuk mengangkat kembali kearifan lokal, maka Thema FDS tahun 2023 ini, Sagu Adalah Hidupku.
Sehingga menurutnya ini memiliki maksud dan tujuan yang seirama.
“Jadi sebelumnya tidak kepikiran kalau Festival Colo Sagu yang kita buat itu bisa sejalan dengan Festival Danau Sentani, karena sebelumnya FDS ini direncakan akan digelar di tanggal 20an tetapi dimajukan ke tanggal 5. Sehingga kita includekan saja sebagai kegiatan yang digelar untuk menyambut FDS” ungkapnya.
Mengkonsumsi sagu merupakan sebuah tradisi bagi masyarakat adat Sentani, meski begitu Kapolres juga menuturkan Budi daya sagu juga perlu dilakukan agar tidak lagi ada hutan sagu yang hilang di kabupaten Jayapura. (Arie)