Paraparatv.id | Jayapura | Studi kawasan Asia Pasifik menjadi salah satu kajian ilmiah yang menarik bagi mahasiswa pada program studi ilmu Hubungan Internasional (Prodi HI).
Bagi mahasiswa Prodi HI, memahami konteks suatu isu dunia secara komprehensif adalah bekal utama untuk mengembangkan wawasan mereka.
Kali ini, para mahasiswa HI di Fakultas Ekonomi Sastra Sosial Politik (Fessospol) Universitas Sains dan Teknologi Jayapura berkesempatan mengikuti kelas kolaboratif. Kamis (13/4).
Lewat matakuliah Teori Perbandingan Politik inilah Kelas Kolaboratif HI USTJ dibentuk. Sejumlah mahasiswa Universitas Internasional Papua (UIP) pun kerap diundang sebagai peserta belajar bersama.
Saat proses belajar, menariknya adalah para mahasiswa dibimbing langsung oleh seorang pakar sosial budaya PNG, Selmina Rumawak.
Sebagai dosen tamu, Perempuan kelahiran Port Moresby itu membagikan ilmu tentang berbahasa Tokpisin, bahasa resmi di PNG selain bahasa inggris.
Tampak di ruang kelas, para mahasiswa antusias dan proaktif mengikuti proses belajar, sang dosen juga memberikan pemahaman umum terkait kondisi sosial politik di negara tetangga itu.
Selmina yang juga diketahui saat ini berkarir sebagai Dosen Sastra Inggris di UIP itu menyampaikan pesan, agar ke depan setiap mahasiswa HI bisa menerbitkan gagasan-gagasan mereka yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah.
“Semoga dengan belajar Bahasa Tokpisin, mahasiswa HI USTJ dapat mengembangkan karya ilmiah terkait Papua Nugini” harapnya.
Diketahui, matakuliah Teori Perbandingan Politik juga pararel dengan matakuliah semester berikut yakni Papua Isu dan Perkembangannya, keduanya menjadi matakuliah wajib Prodi HI USTJ.
Sementara, Kelas Kolaboratif HI USTJ ini merupakan langkah awal yang digagas oleh dosen HI USTJ menuju Project Benchmarking ke Vanimo, Papua Nugini. (AY)