Paraparatv.id | Jayapura | Pemerintah Kota Jayapura bersama Gapai Papua dan juga Unicef mengadakan pertemuan lintas sektor untuk percepatan stop buang air besar sembarangan di Kota Jayapura.
Kepala Kantor UNICEF Perwakilan Papua dan Papua Barat, Aminudin Ramdan menyebutkan masih ada enam kampung di Kota Jayapura yang warganya masih perilaku buang air besar sembarangan (BABS).
“Tinggal enam kampung saja yang masih BABS, PR kita lebih banyak di rumah berlabuh, untuk itu memang perlu kerjasama kita semua,”ucap Ramdan saat kegiatan di Hotel Horison Ultima Entrop, Jayapura, Rabu (5/4).
Ia menambahkan, BABS adalah tindakan membuang kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak-semak, sungai, pantai, atau area terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar mengkontaminasi lingkungan, tanah, udara, dan air.
“Kami berharap, mari kita dorong bersama-sama supaya Kota Jayapura yang selama ini sudah menjadi contoh, ini juga bisa menjadi contoh disektor saniair dan sanitasi dengan kita bisa mendeklarasikan stop BABS,”ucapnya.
Penjabat Sekretaris Daerah Kota Jayapura, Robby Kepas Awi, mengatakan pertemuan lintas sektor ini untuk mendiskusikan rencana kegiatan bersama, sekaligus update kegiatan serta mencari solusi permasalahan.
“Kita fokus pada enam kampung yang ada di laut, Enam kampung itu adalah Tobati, Enggros, Kayu Batu, Kayu Pulo, Moso, dan Skouw Sae,”ucapnya.
“Sehingga sampai dengan 2023 berarti maka seluruh kampung yang ada di Kota Jayapura sudah mempunyai sanitasi yang baik karena dampak dari tidak membuat sanitasi yang baik itu akan menimbulkan banyak dampak misalnya akan ada penyakit, oleh karena itu pemerintah kota Jayapura berkomitmen untuk mendorong sehingga enam kampung yang sisa ini di tahun 2023 semua sudah dibangun jamban yang sesuai dengan kondisi dan itu menjadi komitmen Pemkot Jayapura untuk menuntaskan BABS,”pungkasnya (SIL)
