Paraparatv.id | Sentani | Kontingen Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI tahun 2022 di Tanah Tabi-Papua dari berbagai komunitas adat di Indonesia dikabarkan mengeluhkan tempat penginapan yang tidak memadai dan juga makanan dari Panitia Lokal KMAN Kabupaten Jayapura.
Menyikapi hal itu, Panitia Lokal KMAN Kabupaten Jayapura langsung bergerak cepat untuk menangani persoalan yang sempat viral dan dibagikan (share) ke berbagai grup Whatsapp.
Sekretaris Panitia Lokal KMAN Kabupaten Jayapura Septer Manufandu menjelaskan, sebenarnya panitia lokal hanya menyiapkan penginapan awal itu sebagai tempat transit sebelum didistribusikan ke lokasi tempat sarasehan yang ada di 10 kampung di Kabupaten Jayapura.
“Kami dari panitia lokal ingin meluruskan, dengan membludaknya para peserta kontingen KMAN yang antusias sekali untuk mengikuti kongres ini. Kemudian, kita membuat beberapa skenario seperti skenario tempat transit bagi peserta,” ungkap Sekretaris Panitia Lokal KMAN Kabupaten Jayapura, Septer Manufandu usai kegiatan Konferensi Pers di Media Center KMAN VI, Stadion Barnabas Youwe, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Ahad (23/10).
Sayangnya, video viral mengenai kontingen AMAN asal Sulawesi Utara dan kontingen AMAN asal NTT dari Komunitas Masyarakat Adat Sumba ini beredar luas di media-media sosial seperti sejumlah grup Whatsapp (GWA) tanpa terlebih dahulu dikonfirmasi kepada pihak panitia.
Setidaknya, dalam video itu komunitas masyarakat adat Sumba, Provinsi NTT mengeluh mengenai tempat penginapan yang disediakan oleh panitia itu tidak memadai seperti tidak adanya fasilitas tempat tidur, kasur dan tidak adanya air minum yang disediakan panitia.
“Jadi, ada beberapa tempat yang kemudian kita tempatkan sebagai tempat transit sebelum didistribusikan ke lokasi-lokasi sesuai dengan tema sarasehan. Nah, kebetulan ada beberapa tempat yang lambat ditangani. Namun itu semua sudah diatasi terutama yang di Kampung Harapan tepatnya di belakang Gereja Advent. Semalam itu, kemudian informasinya beredar ke mana-mana, jadi itu hanya sebagai tempat transit saja sebelum kita distribusi mereka ke kampung-kampung yang menjadi tempat sarasehan,” tutur Septer.
Sebagai respon cepat, Panitia Lokal KMAN Kabupaten Jayapura sudah mendistribusikan peserta KMAN VI asal Sulawesi Utara ini ke lokasi-lokasi sarasehan yang ada di 10 kampung.
“Yang kemarin (malam) dulu dari Sulut itu sudah langsung didrop ke (Kampung) Yakonde. Kemudian untuk peserta dari Kalbar dan Sumba (NTT), sudah langsung ditangani,” kata Septer.
“Kalau untuk kontingen AMAN asal Sulut itu, memang terjadi dengan cepat pas datang dan sebenarnya mereka tidak (bukan) tinggal disitu. Karena mereka harus tinggal di Kampung Yakonde sesuai tema sarasehan yang mereka ikuti dalam kegiatan KMAN kali ini. Namun dikarenakan di Yakonde baru ready (siap) dua hari, maka kita baru distribusikan yang dua hari itu,” ujarnya menambahkan.
Keluhan yang dihadapi oleh para peserta KMAN dari beberapa kontingen AMAN asal Provinsi Sulut dan NTT (Sumba), kata Septer, hal ini bukan missed yang terjadi antara panitia lokal dengan panitia yang ada di lapangan.
“Tidak terjadi missed, tapi memang jadwalnya begitu. Karena membludaknya para peserta KMAN, sehingga strategi penanganannya membuat kita panitia agak keteteran. Namun semua itu sudah diatasi oleh panitia,” pungkasnya.
Para peserta selanjutnya didistribusi ke kampung-kampung yang menjadi lokasi sarasehan.
Beberapa rumah yang ada wilayah perkotaan memang dijadikan tempat penampungan sementara (transit) sebelum didistribusikan ke beberapa lokasi sarasehan. (RZR)