Paraparatv.id |Jayapura | Pipa transmisi ukuran 10 inchi di jalur jembatan dua, Buper, Waena mengalami kerusakan akibat aktivitas pengerukan meterial di kaki gunung Cyclop.
Kerusakan terjadi karena terdapat pepohonan yang menimpa jalur perpipaan yang melintas di area tersebut. Dampaknya, pelayanan di wilayah Abepura terganggu, pasokan air ke reservoir Taman Makam Pahlawan Kesuma Trikora mengalami penurunan volume. Hal ini dijelaskan Direktur Utama PDAM Jayapura Dr. H. Entis Sutisna, SE, MM di sela-sela kegiatan di Kantor Bupati, Kamis (25/8).
“Kami mengalami musibah di area sekitar jembatan dua, terdapat aktivitas pengerukan material gunung untuk timbunan. Dampaknya adalah robohnya pohon dan menimpa pipa transmisi 10 inchi, yang mengganggu pasokan air ke reservoir Taman Makam Pahlawan Kesuma Trikora di Waena,”. ujarnya.
Pada hari Rabu (24/8), Direktur Utama Dr. H. Entis Sutisna, SE, MM bersama Direktur Teknik Bastian Kapisa dan staf teknik meninjau langsung kerusakan jaringan perpipaan akibat aktivitas pengerukan ilegal di area dekat perpipaan. Tim teknik segera melakukan tindakan perbaikan pada hari Selasa (23/8) dan masa perbaikan diharapkan berjalan 4 hari, atau selesai pada hari ini, Sabtu (27/8).
Kerusakan hutan lindung di bawah kaki gunung Cyclop, menghancurkan pepohonan di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menjadi Catchment Area. Dampak perambahan hutan di DAS akan mengurangi tangkapan air di intake atau berkurangnya volume air yang ditampung di reservoir. PDAM Jayapura mampu mendistribusikan air secara maksimal jika tidak ada aktivitas perambahan hutan di DAS dekat intake.
Aktivitas pengerukan material timbunan berupa bebatuan dan pasir, mengakibatkan pelanggan di wilayah Abepura tidak mendapat pasokan air yang cukup.
“Ini menjadi sebuah tantangan dan masalah bersama, aktivitas yang tidak terkendali di area jaringan SPAM tidak hanya merusak lingkungan saja melainkan merusak jaringan perpipaan yang melintas, kalau kendala kemarin di Catchment Area dengan ditemukanya aktivitas peladangan ilegal, sekarang ditemukan fenomena baru di mana masyarakat mengambil material timbunan tanah berupa bebatuan dan pasir,” katanya.
Direktur Utama berharap ke depan, ada solusi bersama atas kejadian tersebut, antara PDAM dengan stskeholder lain, seperti BKSDA, Dinas Kehutanan, Pemerintah Kota Jayapura dan Pemerintah Kabupaten Jayapura untuk menyikapi kondisi serupa.
Jika eksploitasi di area hutan lindung Cyclop tidak dihentikan, akan membahayakan keberlangsungan pasokan air bersih. Hal ini dikarenakan jaringan peripaan PDAM yang melewati hutan lindung di kaki gunung Cyclop. (SIL)