Pinang merupakan cemilan khas bagi masyarakat di Indonesia Timur. Untuk di Papua sendiri banyak masyarakat yang menggantungkan hidup dari buah ini.
Catatan : Liwan Wenda
PAGI itu, Neli Palora (67) nampak merapikan lapak tempatnya berjualan pinang yang ada di sekitara Lingkaran Abepura
Wanita renta ini mengaku sudah delapan tahuh terakhir berjualan pinang di tempat itu.
Neli mengungkapkan pinang yang ia jual dia beli secara grosir di Pasar Youtefa, Kora Jayapura.
Kata dia dari hasilnya berjualan pinang, anak-anaknya bisa melanjutkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.
“Sudah dari tahun 2013 saya jualan pinang, hasilnya untuk kehidupan sehari-hari dan yang lebih penting adalah untuk anak-anak punya biaya sekolah” ucapnya.
Ibu empat anak ini, menjelaskan perhari pinang yang dibelinya seharga Rp.500 ribu rupiah dan bila di jual kembali untungnya Rp 600-800 ribu rupiah.
“Saya selalu bersyukur dengan hasil yang selalu didapat, untuk menunjang perekonomian keluarga, ” katanya Neli sambari mengatur buah pinang
Menurutnya, pendapatan dari jualan pinang bisa memenuhi kebutuhan ke empat anaknya.
Dari jualan pinang Ia mampu menyekolahkan anaknya Yumince Weya,( 20) yang saat ini duduk di bangku kuliah Universitas Cenderawasih.
Serta, mampu menopang kebutuhan ekonomi dengan memberikan uang jajan bagi Ketiga anaknya Meri Pahabol (21), Hana pahabol(15) dan nice pahabol,(12).
“Saya bersyukur dengan berjualan pinang , saya bisa membantu anak saya yang kuliah dan ketiga saudaranya,” ucapnya.
Bukan hanya Neli saja dari buah kecil ini tidak sedikit mama-mama Papua yang menggantungkan asanya untuk masa depan anak dan menuhi kebutuhan sehari-hari.(***/Ai)