Paraparatv.id |Sentani | Meskipun program ekonomi Hijau telah berakhir namun petani kakao di Kabupaten Jayapura yang telah di bina dan di kirim keluar untuk pengembangan kakao di harapkan menjadi doktor Kakao untuk membangkitkan kembali potensi komoditas unggul di Kabupaten Jayapura.
“waktu bupati yang lama Kakao menjadi unggulan di kabupaten Jayapura,Tapi beberapa tahun kemudian terus ada hama dan itu suatu kerugian besar di petani maupun pemerintah daerah tetapi setelah ini kita belajar kita kirim orang ke luar Papua anak muda dari yang punya kebun kebun itu ada 3 bulan Kalau tidak salah dan mereka ini sudah kembali dan mereka ini disebut Doctor Doctor Kakao , dan mereka ada di lapangan semua harus membangkitkan kembali lagi potensi itu,” ujar Bupati Jayapura, Mathius Awaitouw yang di temui awak media di Rumah coklat Khenambay Umbay Jumat (13/5)
Saat ini kata Bupati pemkab Jayapura mengusahakan replanting untuk peremajaan kakao.
“Jadi sekarang kita sedang lakukan itu replanting yang sudah yang tua bisa diganti dengan yang baru dan termasuk juga pencangkokan dari itu juga doktor kakao belajar untuk melakukan pembibitan yang baik dan cepat” ujarnya
Dinas Perkebunan lanjut Bupati Awaitouw sudah membuat pemetaan wilayah adat yakni data yang sudah ada mengenai kebun kebun coklat mana yang sudah replanting dan mana yang masih produksi dari peta kabupaten Jayapura ini, sehingga wilayah adatnya kelihatan perkebunan coklat kelihatan perkebunan sagu juga nanti kita lihat di situ jadi kita buat database yang bagus. karena tidak boleh gagal lagi kalau pembibitan harus dari sumber yang sertifikasi yang bisa diakui dan pemeliharaannya dan sebagainya.
“kemarin itu mungkin karena gerakan tanam Kakao jadi bibitnya tidak sertifikasi baik jadi mudah terserang hama, kita pelajari dari pengalaman itu mudah-mudahan bisa mengembalikan potensi kakao ini sekarang sudah ada industri di yahim kapasitasnya cukup satu hari bisa sampai 6 ton dan ini kan hanya home industri peercontohan tapi nanti di yahim akan menjadi pusat pengembangan kakao,” terang bupati.
Terkait permintaan sejumlah petani kakao yang menginginkan program ekonomi hijau ini berlanjut bupati mengatakan tidak bisa mengintervensi kerjasama dengan instansi dan lembaga itu karena ada jangka waktu,para petani ini diharapkan bisa bekerja sendiri.
“Kerjasama dengan berbagai lembaga itu ada jangka waktu ,kita berharap anak- anak muda disitu Itu bisa menyerap pengetahuan -pengetahuan itu dan semasa kerja sama itu, Karena tanah kita punya kebun kita punya pengetahuan kita sudah miliki pasar sudah oke,dan seterusnya Ya saya pikir jangan selalu berharap orang lain datang membantu terus ,kita harus bangkit kita harus bekerja sendiri, Tetapi kalau ekonomi hijau pergi Ya tidak papa juga dia punya alasan juga kita nggak bisa tahan setiap lembaga itu punya keputusan sendiri untung ruginya apa dia ada di sini dan seterusnya tapi ini pembelajaran untuk semua pihak kerjasama dengan pihak-pihak lain harus baik harus jelas tidak boleh ada orang di dalamnya itu mengambil dan membuat gerakan-gerakan lain pada akhirnya merugikan masyarakat,”
Banyak kisah di situ waktu awal mereka masuk itu saya terima mereka saya sudah jelas kan semua bahwa fokus kita petani dan orang asli Papua harus diutamakan kalau dalam perjalanannya sudah ada suara-suara Sumbang itu yang dievaluasi oleh mereka sendiri mereka Menyampaikan ini ada masalah ya saya sudah bilang komunikasi dengan pemerintah untuk mengawal Proses prosesnya ,tetapi intinya bahwa memang kita harus cepat bisa mengelola sendiri. orang lain kita ajak untuk mendukung apa yang kurang melengkapi apa yang kurang, jangan selalu bilang kurang terus kapan kita mau maju.
“intinya bahwa itu pembibitan itu tidak boleh ada jual beli kalau bantu masyarakat bantu kalau keluar dari tujuan utama ya itu kalian bisa evaluasi sendiri, kita tidak akan intervensi Udah saya bilang kalau keluar dari tujuan utama itu kan kalian bisa evaluasi sendiri kita tidak akan intervensi,” pungkas Awaitouw.(FB/Ai)